Menurut Abdul luka bakar yang dideritanya mencapai 65 persen.
"Luka bakar dari kaki hingga badan. Ini ya hampir lah 65 persen lah ya luka bakarnya," kata Abdul.
Baca juga: Satpam di Cilincing yang Tersambar Petir Mengalami Luka Bakar di Tangan Kiri
Penjelasan Ahli Mikroelektronika Soal Fenomena Satpam Tersambar Petir
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Lektor Bidang Mikroelektronika sekaligus Kepala Program Studi Teknik Elektro Universitas Sebelas Maret (UNS), Ir. Feri Adriyanto, Ph.D. menyebut bahwa ada beberapa faktor yang membuat satpam tersebut terkena sambaran petir.
Menurut Feri, posisi satpam yang saat itu berada di tempat terbuka dan basah karena air hujan jadi pemicunya.
Selain itu, payung yang dibawa satpam tersebut juga menjadi salah satu media kuat penghantar petirnya.
"Petir muncul karena adanya loncatan muatan listrik antara awan dengan bumi. Hal ini karena petir di awan yang bermuatan negatif akan mencari muatan positif di bumi dengan bergerak secara zig-zag. Petir menyambar benda yang lebih tinggi dalam hal ini gedung di sekitar Pak Satpam berdiri."
Baca juga: Sempat Viral di Medsos, Ini Kondisi Terakhir Satpam yang Tersambar Petir di Cilincing
"(Sementara keberadaan) payung (yang dibawa satpam) merupakan salah satu media penghantar yang baik untuk petir. (Sehingga) terlihat ada percikan api saat mengenai payung," jelas Feri saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (28/12/2021).
Atas fenomena itu, Feri menjelaskan kemungkinan besar jenis petir yang mengenai satpam tersebut adalah petir jenis kilatan samping.
"Kemungkinan besar jenis petir yang mengenai Pak Satpam adalah petir jenis kilatan samping atau percikan samping," tambah Feri.
Mengenai kabar satpam tersebut membawa handy talky (HT) saat hujan, Feri menyebut bahwa hal tersebut sama sekali tidak berpengaruh.
Baca juga: Sudah Boleh Pulang ke Rumah, Kondisi Satpam yang Tersambar Petir di Cilincing Membaik
"Adanya HT atau alat komunikasi yang dipegang Pak Satpam tidak mempengaruhi hal tersebut (sambaran petir). Ini karena alat komunikasi tersebut mempunyai frekuensi yang berbeda."
"Hal ini karena petir hanya menyambar titik yang masuk dalam jarak sambarnya. Jarak sambarnya yaitu payung atau gedung di sekitar Pak Satpam. Jadi bukan dipengaruhi oleh alat komunkasi tersebut, karena HT dan petir mempunyai frekuensi yang berbeda," jelas Feri.
Untuk diketahui, saat ini satpam tersebut dikabarkan selamat dan sehat usai di rawat di rumah sakit selama 4 hari.
"Kemungkinan besar luka di tangan Pak Satpam terlihat agak parah di banding bagian tubuh lain," terang Feri.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Galuh Widya Wardani)(Kompas.com/Nirmala Maulana Achmad)