Akan tetapi, Dewi mengaku kaget saat melihat kondisi tubuh anak keduanya itu.
Tak cuma Dewi, keluarganya yang lain juga sedih melihat kondisi tubuh AG yang mengalami kelainan itu.
Dewi begitu bingung memikirkan apa kesalahannya sehingga bayi AG lahir ke dunia dengan kelainan pada tubuhnya.
Padahal, kata Dewi, selama mengandung AG, dirinya sama sekali tak pernah mengonsumsi obat-obatan apapun dan selalu menjaga pola makannya.
"Saya juga nggak tahu kesalahan saya di mana, namanya saya juga kan ngelahirin doang, mengandung doang," ucapnya.
"Pas lagi mengandungnya juga saya kan dagang. Jadi saya nggak tahu salahnya di mana. Padahal saya nggak konsumsi obat-obatan," sambung Dewi dalam tangis yang makin menjadi-jadi.
Meski lahir tanpa penis, Dewi memastikan selama ini kondisi kesehatan AG normal dan sang buah hati masih bisa buang air kecil dengan lancar.
Hanya saja, AG harus berjongkok saat membuang air seninya.
"Kalau buang air kecil nggak ada kesulitan, karena dia buang air kecil sama kayak kita perempuan. Karena ada dua lubang, jadi satu lubang itu buat pipis," jelas Dewi.
Di sisi lain, kondisi AG yang tanpa penis terkadang menimbulkan kendala-kendala tersendiri bagi bocah polos itu.
Tak jarang, AG harus merasakan kesakitan ketika harus buang air besar.
"Paling kalau pas buang air besar aja sih, dia merasa kesakitan. Kadang BAB-nya keras, kadang dia suka meringis," kata Dewi.
Sebagai orangtua, melihat kondisi AG yang lahir tanpa penis, Dewi pun rela melakukan apa saja demi mengembalikan kondisi sang buah hati.
Dewi yang merupakan istri dari seorang nelayan itu awalnya sempat berkonsultasi ke Puskesmas Cilincing soal kelainan pada tubuh anaknya.