Walau demikian Ariza menyebut, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 lalu memberikan dampak signifikan bagi warga ibu kota.
"Saya baru dengar rilis BPS, tapi yang pasti memang akibat dampak pandemi Covid-19 besar sekali. Baik itu terhadap kesehatan, maupun perekonomian kita," ucapnya di Balai Kota, Jumat (31/12/2021).
Orang nomor dua di DKI ini pun bersyukur, dampak negatif pandemi Covid-19 yang kini dirasakan secara perlahan mulai bisa diperbaiki lagi.
Hal ini tidak terlepas dari pelonggaran aktivitas masyarakat yang mulai diterapkan Pemprov DKI selama masa PPKM Level 1 ini.
"DKI Jakarta berhasil menurunkan pandemi Covid-19, apalagi sekarang sudah (PPKM) di Level 1, angka kematian terus turun, kesembuhan juga terus meningkat, (capaian) vaksin juga sudah lebih dari 120 persen di DKI," ujarnya.
Politisi senior Gerindra ini pun berharap, pandemi Covid-19 bisa segera berakhir sehingga masyarakat bisa kembali hidup normal.
"Sekarang kita rasakan di Jakarta sudah sangat baik sekali suasananya. Namun demikian, kami minta warga untuk tetap waspada dan hati-hati, karena ada varian baru Omicron," tuturnya.
Baca juga: Fahri Hamzah Sentil Pidato Giring Sindir Anies, Netizen: Maklum, Baru Belajar Bang
Taufik yakin, Indeks Kebahagiaan warga Jakarta bisa kembali meningkat pesat seiring pelonggaran aktivitas masyarakat di masa PPKM Level 1.
Terlebih, Gubernur Anies Baswedan juga menaikan upah minimum provinsi (UMP) sebesar 5,1 persen atau Rp225.667.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan UMP yang ditetapkan pemerintah pusat lewat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021.
Dalam aturan itu, UMP DKI hanya naik 0,8 persen atau sekira Rp37 ribu saja.
"Kalau saya bilang, (Indeks Kebahagiaan) obyektif ya menilainya. Kan keadaan itu mempengaruhi kehidupan," tuturnya.
"Coba nanti survei lagi setelah Covid-19 selesai, (warga Jakarta) bahagia pasti. Apalagi setelah naiknya UMP kita 5,1 persen," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, Indeks kebahagiaan warga Jakarta turun sejak Gubernur Anies Baswedan menjabat pada 2017 lalu.