TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunggah foto saat dirinya kembali mengunjungi Warteg Peong lewat akun Instagram pribadinya.
Dirinya terkenang saat makan di warteg tersebut saat masa kampanye Pilgub DKI Jakarta tahun 2016.
"Alhamdulillah, dapat kembali mampir makan siang di warteg tempat lahirnya meme legendaris ini. Warteg Peong terletak di dalam gang Kampung Muka RW 04, Ancol, Pademangan," tulis Anies Baswedan, Selasa (4/1/2022).
Foto saat Anies Baswedan makan di warteg itu sempat viral di media sosial.
"Terakhir kali saya makan siang di Warteg Peong pada Mei 2017. Kemarin makan siang lagi di sini, memesan telur balado yang dicampur dengan siraman orek tempe basah, TANPA LENGKUAS," tulis Anies.
"Warteg ini adalah sebuah contoh bagaimana cita rasa itu terus dipertahankan, Bapak Rohaedy, sang pemilik warteg Peong menjelaskan semua ada pada pemilihan bahan masakan yang berkualitas, di mana sejak tahun 2009 hingga saat ini tidak ada yang berubah. Tak heran dalam sehari Pak Rohaedy bisa melayani hingga ratusan pelanggan di warungnya.
Ini mungkin merupakan kunjungan kedua saya di Warteg Peong tetapi citarasa dari masakannya akan selalu dirindukan," tulis Anies Baswedan.
Viral saat pemerintah buat aturan makan 20 menit
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan buka suara soal aturan makan di warteg maksimal 20 menit selama masa PPKM Level 4.
Aturan ini sempat dibuat di bulan Juli tahun 2021.
Saat itu angka penularan Covid-19 di Ibu Kota lagi tinggi-tingginya.
Dilansir dari TribunJakarta.com, Anies mengatakan aturan itu dibuat untuk mengurangi interaksi antar warga di warteg.
Sebab, sesudah makan biasanya masyarakat nongkrong dan ngobrol terlebih dulu dengan kerabatnya.
"Makannya sih mungkin tidak terlalu, tapi ngobrolnya biasanya yang panjang. Jadi, intinya makan secukupnya, lalu pulang, jangan nongkrong," ucapnya, Selasa (27/7/2021).
Terlebih, saat makan biasanya masyarakat selalu melepas masker dan hal itu bisa meningkatkan potensi penularan Covid-19.
Setelah selesai makan pun, terkadang masyarakat lupa lalu berinteraksi dengan orang lain tanpa mengenakan masker.
Baca juga: Tanggapi Gerindra DKI Soal Anies Lebih Cocok Gubernur Lagi, PDIP: Mimpi Jadi Presiden Ketinggian
"Makan dan masker itu tidak pernah bisa disatukan. Karena itu, ketika lepas masker dan makan enggak perlu dimenitin, pokoknya sesebentar mungkin," ujarnya saat ditemui di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Kebijakan soal makan di warteg maksimal 20 menit ini pun sempat mendapat reaksi beragam dari publik.
Banyak masyarakat yang mempertanyakan pengawasan yang bakal dilakukan pemerintah.
Meme soal batas waktu makan di warteg 20 menit pun bermunculan di media sosial.
Bahkan, ada salah satu meme yang memperlihatkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sedang makan di warteg.
Foto ini dirasa pas melihat reaksi Anies Baswedan yang sedang makan seolah terburu-buru untuk menghabiskan lauknya
Dalam meme tersebut, wanita itu terlihat memegang stopwatch dengan waktu menunjukan 09:08.
Meme guyonan itu diunggah akun Twitter @alpokatmentega dengan menuliskan sebuah caption.
"Pak Anies, waktu bapak untuk menghabiskan makanan sisa 9 menit 8 detik!" tulis akun tersebut dikutip TribunJakarta.com, Selasa (27/7/2021).
Baca juga: Airin Rachmi Diany Disebut Potensial Gantikan Anies Pimpin DKI Menurut Taufik
Menanggapi meme tersebut, Anies menyebut, waktu 20 menit yang diberikan ini sangat cukup untuk menghabiskan sepiring nasi.
"Ramai di sosmed, saya juga ditanya bisa enggak pak Anies 20 menit, saya bilang Insya Allah bisa," kata Anies.
"Jadi buat sata bukan soal 10 menit, 20 menit, 30 menit, tapi soal sesedikit mungkin berinteraksi yang berpotensi terhadap penularan," tambahnya menjelaskan.
Respons pemilik warteg
Peraturan baru dari pemerintah yang mengizinkan pemilik warteg untuk membuka layanan makan di tempat selama 20 menit direspons baik oleh pemilik Warteg Kharisma Elegant di Warung Jati, Kecamatan Pasar Minggu, Sonny Mahendra.
Menurut Sonny, kebijakan ini cukup membantu meringankan usahanya yang sempat tidak melayani makan di tempat.
Sebab, selama masa PPKM darurat, omzet wartegnya menurun drastis.
"Mudah-mudahan ada kenaikan omzet, tapi memang sejak PPKM darurat, tidak boleh makan di tempat, sangat pengaruh ke omzet. Karena pengunjung kita kebanyakan orang di lapangan," ujarnya saat dikonfirmasi TribunJakarta.com pada Selasa (27/7/2021).
Meski hanya 20 menit, Sonny menerima kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Namun, ia memprediksi pengunjung di warteg akan melebihi waktu yang sudah ditentukan pemerintah.
"Saya terima daripada enggak boleh makan di tempat. Paling pada praktiknya, bakal lebih. Mereka kan makan, sekalian istirahat. Cara mengukur 20 menit juga susah. Kita enggak mungkin lihatin jam terus," lanjutnya.
Saat ini saja, pengunjung yang datang ke wartegnya masih jarang.
Baca juga: Meski Ditentang Pengusaha, Anies Tetap Naikkan UMP DKI yang Menurutnya Lebih Rasional
"Kondisi saat ini juga masih sepi. PPKM pengaruh juga. Orang yang kerja kebanyakan WFH," pungkasnya.
Pemilik warteg bingung
Pemerintah menerbitkan kebijakan PPKM Level 4 diperpanjang mulai 26 Juli hingga 2 Agustus 2021, terdapat aturan baru yakni, pemilik rumah makan sejenis warteg boleh layani makan di tempat 20 menit tiap pembeli.
Menanggapi hal itu, salah satu pemilik usaha rumah makan di Jalan Ir. H. Juanda, Bekasi Timur Deni memgatakan, cukup bersyukur dengan kebijakan pelonggaran yang dilakukan pemerintah.
"Alhamdulillah kalau boleh makan di tempat, sebelumnya kan susah juga kalau enggak boleh makan di tempat, turun pendapat," kata Deni, Senin (26/7/2021).
Hanya saja lanjut dia, kebijakan 20 menit makan di tempat untuk tiap pembeli cukup merepotkan. Dia sejauh ini masih cukup bingung untuk menerapkan aturan baru tersebut.
"Repot juga si kalau 20 menit, kita kan harus ingetin mana yang baru dateng mana yang udah lama," ucapnya. (*)