News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Minggu Depan, Perajin Tahu-Tempe di DKI dan Sekitarnya Mogok Produksi Selama 3 Hari 

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perajin memproduksi tempe di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (8/6/2021). Naiknya harga kedelai dari Rp 7.800 per kilogram menjadi Rp 11.600 per kilogram sejak satu pekan terakhir membuat sejumlah perajin terpaksa harus mengecilkan ukuran tempe yang diproduksinya. Mengecilkan ukuran tempe merupakan salah satu cara agar rumah produksinya tetap bertahan dan tak mengalami kerugian besar. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan perajin tahu-tempe akan melakukan aksi mogok produksi.

Ini menyusul kenaikan harga kedelai global yang membuat biaya produksi melonjak.

Menurut Aip, aksi mogok tidak dilakukan secara nasional tapi hanya wilayah DKI dan sekitarnya.

"Mogok produksi dilakukan mulai tanggal 21-23 Februari 2022. Minggu depan," tuturnya dihubungi Tribun Network, Senin (14/2).

Baca juga: Harga Kedelai Melambung, Kemendag Minta Masyarakat Maklumi, Mentan Akui Sulit Genjot Produksi

Baca juga: Harga Kedelai Terus Melejit, Perajin Tahu Tempe Menjerit

Baca juga: Anggota Komisi VI Sebut Kenaikan Harga Kedelai Akibat Gagalnya Langkah Antisipasi Pemerintah

Ia memastikan aksi mogok produksi ini akan berimbas pada kelangkaan tahu dan tempe di pasaran.

"Yang sudah pasti itu Jakarta dan Bodetabek. Sementara daerah lain masih melakukan konsolidasi," katanya.

Aip menambahkan pihaknya terpaksa akan menaikkan harga jual tahu-tempe seiring melonjaknya harga kedelai.

Ia menilai harga kedelai terus mengalami kenaikan sejak tahun lalu.

Harga komoditas pangan ini pun sangat tergantung dengan harga dunia.

"Kenapa tergantung dunia karena kebutuhan kedelai kita sebanyak 3 juta ton, itu hanya sekitar 10 persen produk dalam negeri, 90 persen impor. Jadi harga kedelai dalam negeri dipengaruhi betul oleh harga kedelai impor," papar Aip.

Baca juga: Muncul Baliho Anies Baswedan For Presiden 2024 di Dekat Gerbang Tol Bekasi Timur

Baca juga: Prediksi Epidemiolog, Menteri dan Kepala Daerah Soal Covid-19 di DKI dan Jabar Segera Melandai

Aip juga menjelaskan, saat ini harga kedelai sudah Rp 11 ribu per kilogram, di mana harga itu dapat lebih tinggi jika sudah berada di daerah-daerah.

"Harga kedelai Rp 11 ribu itu untuk di Jakarta saja. Kami itu produsen tempe tahu, tidak seperti usaha lain, untungnya hanya untuk makan saja, kulturnya memang begitu," jelas dia.

Sebab itu, kata Aip, harga tempe di tingkat masyarakat nantinya bisa Rp 6 ribu per potong atau ukuran 300 gram, dari saat ini Rp 5 ribu.

"Naiknya tidak seberapa, hanya Rp 1.000, kami tukang tempe sama tahu ini hanya sekadar bisa bertahan hidup saja, agar bisa makan," tutur Aip.

Perajin memproduksi tempe di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (8/6/2021). Naiknya harga kedelai dari Rp 7.800 per kilogram menjadi Rp 11.600 per kilogram sejak satu pekan terakhir membuat sejumlah perajin terpaksa harus mengecilkan ukuran tempe yang diproduksinya. Mengecilkan ukuran tempe merupakan salah satu cara agar rumah produksinya tetap bertahan dan tak mengalami kerugian besar. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)
Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini