Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persaudaraan Alumni (PA) 212 rencananya akan menggelar aksi di kantor Kedutaan Besar (Kedubes) India, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (25/2/2022) besok.
Agenda bertajuk Aksi 2502 itu merupakan bentuk respons dari adanya konflik identitas beragama di India.
Ketua Umum Pejabat PA 212 Eka Jaya mengatakan, ada beberapa poin yang akan disampaikan dalam aksi di depan Kedubes India tersebut.
Pertama, pihaknya mendesak agar insiden pembantaian terhadap kaum muslim di India dihentikan.
"Stop dari pembantaian saudara-saudara muslim kami, stop genosida di India dan menjamin persamaan hak hidup di India sana. Jadi kita berharap pemerintah India tidak melakukan diskriminasi terhadap saudara-saudara muslim kita yang ada di India," kata Eka saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Kamis (24/2/2022).
Kedua, dalam aksi tersebut pihaknya akan mendesak pemerintah Indonesia melalui Dubes India untuk menjamin kenyamanan warga. Khususnya para umat muslim yang berada di sana.
"Kepada pemerintah Indonesia kita berharap untuk bisa menekan pemerintah India, dubes India untuk bisa melakukan tindakan yang membuat nyaman warga muslim yang ada di India," ucap Eka.
Tuntutan ketiga, pihaknya juga meminta kepada otoritas dunia melalui Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk dapat turut serta mengerahkan pasukan perdamaian.
Hal tersebut harus dilakukan, guna menjamin kenyamanan serta keamanan para warga muslim di India.
"Kami minta kepada PBB untuk bisa menurunkan pasukan perdamaiannya di India agar bisa menjaga keberadaan komunitas muslim yang ada di India, intinya itu yang akan kita sampaikan kepada dubes India," beber Eka.
Kendati begitu, Eka belum menjelaskan rinci terkait mekanisme penyampaian tuntutan pada aksi tersebut.
Dia hanya memastikan aksi tersebut rencananya akan turut diikuti oleh organisasi masyarakat (ormas) lain.
Termasuk ormas Islam hingga ormas kedaerahan. Setidaknya kata dia, ratusan massa akan menghadiri aksi ini.
"Jadi insha Allah besok itu akan bergabung beberapa ormas, baik ormas Islam ataupun ormas kedaerahan jawara-jawara ya estimasi kurang lebih 500 orang," ujar Eka.
Baca juga: PA 212 Akan Gelar Aksi di Kedubes India Jumat, Ratusan Anggota Ormas Bakal Hadir
Diketahui, larangan penggunaan hijab di perguruan tinggi di negara bagian Karnataka, India telah kembali memicu rasa tidak aman di tengah meningkatnya kekhawatiran serangan terhadap simbol dan praktik agama minoritas umat muslim di wilayah itu.
Sebanyak 200 juta komunitas minoritas Muslim di negara India belakangan disebut khawatir dengan larangan penggunaan jilbab atau hijab yang kasusnya beberapa kali terjadi dan dianggap melanggar kebebasan beragama mereka yang dijamin di bawah Konstitusi India.
Pada Selasa kemarin siswa perempuan Muslim yang mengenakan jilbab dilarang memasuki sekolah dan perguruan tinggi di seluruh negara bagian.
Gambaran gadis-gadis muslim melepas jilbab mereka di luar sekolah yang menciptakan kehebohan hingga ke dunia maya. Para pengguna media sosial menyebut hal tersebut sebagai bentuk penghinaan.