News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nasib Dua Bocah di Muaragembong dan Gunungkidul yang Santap Kertas, Sandal dan Kecanduan Rokok

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Balita berusia 3 tahun di Muaragembong, Kab Bekasi gemar makan kertas, kebiasaan ini sudah dilakukan sejak sekitar dua tahun.

Dihubungi TribunJakarta, ibunda GI, Pipit (34) mengatakan, kebiasaan aneh putranya sudah dilakukan sejak ia berumur satu tahun dan berlanjut hingga saat ini.

"Umur 3 tahun (sekarang), tapi dia seneng makan kaya gitu dari umur 1 tahun," kata Pipit saat dikonfirmasi, Rabu (23/3/2022).

GI (3), bocah asal Kampung Bulak Sukadana, Desa Jayasakti Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, viral di media sosial lantaran memiliki kebiasaan yang tak lazim. (Istimewa/ tribunbekasi.com)

Intensitas GI memakan kertas tak ubahnya makan makanan pokok.

Setiap bangun tidur sesudah makan hingga jelang terlelap pasti ngemil beberapa lembar kertas.

"Kalau bangun tidur itu dia makan 3-4 lembar, nanti siang kalau dia mau minta lagi, nanti malam mau tidur dia juga minta," kata Pipit.

Meski doyan makan kertas, GI tetap mengonsumsi makanan biasa seperti nasi dan cemilan pada umumnya.

"Makan mah makan nasi, jajan seperti anak-anak normal biasa, itu biasanya saya perhatiin, cuci mulut itu, habis makan pasti makannya kertas ujungnya," ucapnya.

Pernah Makan Kardus dan Sandal

Selain kertas, GI diketahui pernah memakan sejumlah barang seperti styrofoam, kardus hingga benda yang terbilang kotor, yakni sandal.

Namun, untuk saat ini GI lebih intens makan kertas ketimbang barang-barang tersebut.

Bocah 3 Tahun di Gunungkidul Hobi Merokok

Sementara itu, kisah tak kalah miris yakni dilakukan oleh DS, bocah berusia 3 tahun 4 bulan asal Ponjong, Gunungkidul yang hobi merokok.

Lisda (35), ibu DS pun tampak bingung dengan tingkah laku putranya tersebut.

Menurutnya, kebiasaan merokok DS bermula sekitar 3 bulan lalu.

"Awalnya dia munguti puntung-puntung rokok bekas di sekitar rumah karena bapaknya juga merokok," tuturnya saat ditemui di rumahnya dilansir dari Tribun Jogja pada Selasa (22/03/2022).

Baca juga: Balita di Bekasi Suka Makan Kertas hingga Sandal, Bisakah Diobati? Ini Penjelasan Dokter Anak

Menurut Lisda, puntung-puntung rokok bekas tersebut kemudian dicoba oleh DS dengan cara disulut dengan api lalu dihisap.

Lama kelamaan, aksi coba-coba itu berkembang menjadi kebiasaan hingga kini.

DS pun tak segan meminta rokok langsung pada orangtuanya.

Jika tidak dituruti, maka ia akan mengamuk.

"Ya kalau ditolak rokoknya, dia bakal banting-banting barang sampai jambak rambut saya juga," keluh Lisda.

Ibunda sama-sama Tak Kuasa Melarang

Lantaran sang anak akan mengamuk bila tabiat anehnya itu tak diberikan, kedua ibunda mereka sama-sama tak kuasa melarang permintaan sang anak.

Kedua ibu bahkan sama-sama terpaksa menyediakan asupan aneh kedua anaknya.

Untuk kasus bocah makan kertas di Bekasi, sang ibu bahkan membelikan buku khusus untuk disantap putranya.

"Kalau sekarang ini yang rutin banget, kalau makan sendal itu sekarang enggak mau, karena sendalnya jelek-jelek gitu."

"Biasanya dia kalau konsumsi itu yang bagus-bagus, yang bersih gitu," ujar ibu GI.

Baca juga: 3 Maling Motor di Bekasi Kepergok Warga, Sempat Lepaskan Tembakan Pakai Airsoft Gun 

GI selalu memilih kertas yang masih baru, untuk kertas bekas yang terdapat tinta tulisan tidak akan disantap bocah berusia tiga tahun ini.

Pipit bukannya diam saja melihat kebiasaan aneh putranya.

Sewaktu-waktu dia pernah melarang GI mengonsumsi kertas.

Namun, hal itu tidak berlangsung lama lantaran orangtua tak tahan dengan tangis GI ketika keinginannya tak dipenuhi.

"Harus dia (dipenuhi permintaannya), kalau kita ngga kasih (atau) kita ambil, saya itu enggak tahan sama tangisnya."

"Bocahnya enggak ngerti, jadi saya enggak bisa nolak," ucapnya.

Baca juga: Dinkes Kabupaten Bekasi Didesak Tangani Bocah di Muaragembong yang Doyan Santap Kertas dan Sandal

Hal sama dilakukan oleh Lisda yang mengaku tak kuasa untuk melarang tabiat anehnya yang suka merokok.

Pasalnya DS sudah berani untuk meminta rokok pada orang lain yang melintas di depan rumahnya.

Bahkan ia terpaksa membelikan rokok hanya agar putranya tersebut berhenti mengamuk.

Ia pun kerap bertengkar dengan Dwi (36), suaminya.

Sebab ayah dari DS ini punya kebiasaan merokok dan kerap melakukan aktivitasnya di rumah saat ada DS.

"Saya sudah minta suami supaya tidak merokok di rumah, agar anaknya tidak ikut-ikutan," kata ibu rumah tangga ini.

Harapan sang ibu

Selama gemar menyantap kertas, sendal dan barang-barang lainnya, GI sejauh ini tidak merasakan keluhan apapun dari segi percernaan.

Meski begitu, Pipit sebagai orangtua ingin putranya mengonsumsi makan makanan normal laiknya balita atau orang pada umumnya.

"Alhamdulillah enggak ada (penyakit), baik-baik saja, saya sih inginnya biar normal seperti anak anak lain," tuturnya.

Balita berusia 3 tahun di Muaragembong, Kab Bekasi gemar makan kertas, kebiasaan ini sudah dilakukan sejak sekitar dua tahun. (TribunJakarta/Yusuf Bachtiar)

Sementara itu, Lisda tak hilang akal untuk menghentikan tabiat aneh putranya itu.

Ia kini memasukkan DS ke sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk mengalihkan perhatiannya, atau hingga "mengurungnya" di dalam rumah agar tidak digoda rokok oleh warga yang melintas.

Ia pun kini menyimpan kekhawatiran akan kondisi putranya tersebut.

DS sempat dibawa ke "orang pintar" dengan tujuan menghilangkan kebiasaannya itu namun upaya tersebut tidak berhasil.

"Saya khawatir nanti paru-parunya kena karena merokok terus," kata Lisda.

Baca juga: Alarm Minimarket Berbunyi, 2 Maling Kabur Tinggalkan Rokok dan Celana Dalam Curian di Plafon 

Kabar tentang balita hobi merokok ini pun sampai ke telinga Asty Wijayanti, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) Gunungkidul. Ia menyatakan akan segera mengambil tindakan.

Adapun tindakan yang diambil berupa pendampingan.

Saat ini, upaya pendekatan ke keluarga DS juga dilakukan oleh Bidang Perlindungan Anak Dinsos-PPPA Gunungkidul bersama Puskesmas Ponjong.

"Nanti akan kami sampaikan hasilnya seperti apa, yang jelas kami siap berikan pendampingan," ujar Asty. (tribun network/thf/TribunJakarta.com/TribunJogya.com/TribunBekasi.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini