Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sunari (45), merupakan karyawan showroom Family Motor.
Showroom itu terletak di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Cipinang, Jakarta Timur.
Toko itu berdiri sejak 1996.
Dia pun bekerja di sana sudah dari tahun 2000.
Ia menceritakan pengalamannya menjaga toko mobil bekas itu selama hampir 22 tahun.
Arek, sapaan akrabnya, mengatakan pengalaman kerja tersulit yang dialaminya ialah saat pandemi Covid-19 merebak pada awal 2020.
“Kalau kemarin sih pasti terdampak. buka (showroom) saja kadang seminggu tamu jarang-jarang. Orang mau keluar juga takut, kita juga takut. Tapi ya ada saja yang beli,” katanya saat dijumpai Tribunnews.com, Sabtu (23/4/2022).
Baca juga: Jelang Mudik Lebaran, Bengkel Mobil di Jakarta Timur Ramai Didatangi Pelanggan
Ayah satu anak ini menambahkan duka saat pandemi baginya juga karena keterbatasan aktivitas.
Arek yang juga pengurus RT di rumahnya, harus lebih patuh terhadap aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Mayarakat (PPKM).
“Duka banget. Biasa saya mundar mandir, ini cuma diam saja. Mau keluar enggak boleh, karena di RT sendiri susah keluarnya,” tuturnya sambil menatap deretan mobil di showroom.
Tidak berhenti di sana, PPKM yang menyebabkan aktivitas masyarakat menurun turut berdampak ke pemasukannya.
“Ya pasti (pemasukan) berukrang Mas. Karena jualnya juga kan enggak kaya hari-hari biasa.”
Kendati demikian, pria asli Pacitan, Jawa Timur ini menjelaskan alasan memilih bekerja di showroom ini.
Selain latar belakangnya sebagai leasing, Arek mengatakan kerja di Showroom itu lebih santai dan fleksifbel.
“Dinikmatin kerja di sini. Waktunya santai ya santai, waktunya panas-panasan ya panas-panasan.”
Dua dekade lebih berkutat di ranah mobil bekas, membuat Arek punya insting tersendiri. Dia mengaku belum pernah salah dalam membeli memilih dan membeli mobil untuk showroomnya.
Dia paham betul mana mobil bekas tabrakan hingga yang pernah terendam banjir.
“Diperiksa semua. body, mesin, urat, kaki-kaki, semuanya di coba dahulu. Belum oernah beli mobil bekas banjir. Karena hati-hati dan teliti,” ucapnya sambil menyapa karyawan lain yang baru tiba.
Dia bahkan tahu betul siklus atau waktu-waktu ketika mobil bekas yang dijualnya sedang ramai atau sepi.
Kata dia, jika situasi menjelang Lebaran seperti saat ini, umumnya penjualan mobil bekas akan ramai.
Selain itu, momen tahun baru juga kerap banyak orang mencari mobil untuk ditukar tambah.
“Kalau naik turunnya itu, kalau ramai, kebutuhan orang seperti pas mau lebaran gini, kebutuhan orang mau naik mobil meningkat kan, daripada sewa,” ucap pria yang punya tahi lalat di pipi ini.
“Tapi kalau waktu ngurusin anak sekolah ya enggak mungkin dia mau ganti mobil. Pasti yang diurusin anak dulu,” sambung dia.
“Ada siklusnya, ada naik turunnya. Semua showroom pasti gitu. Nanti sepi, nanti ramai. Enggak mungkin ramai terus, bohong lah.”
Menurut dia, pasar mobil bekas akan tetap diminati masyarakat. Arek tidak takut bisnis kendaraan tangan kedua bakal gulung tikar.
Sebab, tidak hanya mobil baru, kendaraan bekas pun punya segmen masing-masing.
Lebih lanjut Arek berharap agar kondisi ekonomi masyarakat bisa segera pulih setelah terpukul pandemi selama dua tahun.
“Setiap showroom itu punya pasar masing-masing. Yang dijual itu harga sekian, harga sekian. Kita jualnya ini, nanti kalau ada orang dateng kagi ya nyarinya ya mobil yang model begini,” tuturnya seraya berlalu ke ruangan lain.