Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kualitas udara di DKI Jakarta kembali jadi yang terburuk di dunia pada pagi hari ini, Senin (20/6/2022).
Informasi ini diperoleh dari indeks kualitas udara (Air Quality Index / AQI) yang dikeluarkan oleh website Air Visual.
Hingga pukul 09.00 WIB, tercatat indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 173 atau masuk kategori tidak sehat.
Konsentrasi PM 2.5 di udara Jakarta berada di angka 98,8 µg/m³ dan PM 10 sebesar 11,9 µg/m³.
Nilai PM 2.5 atau partikel udara berukuran lebih kecil dari 2,5 mikronmeter ini 19,8 kali lebih tinggi dibandingkan standar organisasi kesehatan dunia (WHO).
Baca juga: Kualitas Udara DKI Jakarta Memburuk, Waspadai Kesehatan Saluran Pernapasan
Kemudian, kelembapan di ibu kota berada di angka 83 persen dengan suhu udara rata-rata di angka 29 derajat celcius.
Kondisi ini menjadikan kualitas udara di DKI Jakarta menjadi yang terburuk di dunia.
Posisi Jakarta berada di atas Santiago, Cile yang berada di posisi kedua kota dengan kualitas buruk di dunia.
Kemudian peringkat ketiga ada Kota Lahore Pakistan, Dubai, Uni Emirat Arab di peringkat keempat dan Delhi, India si posisi kelima.
Dilansir dari Kompas.com, Plt. Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dr. Urip Haryoko, M.Si menjelaskan, hasil pemantauan konsentrasi PM2.5 di BMKG Kemayoran Jakarta, menunjukkan bahwa sepanjang bulan ini, konsentrasi rata-rata PM2.5 berada pada level 41 µg/m3 (mikrogram per meter kubik).
Konsentrasi PM2.5 memperlihatkan pola diurnal yang mengindikasikan perbedaan pola antara siang dan malam hari.
Konsentrasi PM2.5 cenderung mengalami peningkatan pada waktu dini hari hingga pagi dan menurun di siang hingga sore hari.
"Pada beberapa hari terakhir, PM2.5 mengalami lonjakan peningkatan konsentrasi dan tertinggi berada pada level 148 µg/m3. PM2,5 dengan konsentrasi ini dapat dikategorikan dalam kategori kualitas udara tidak sehat," ujar Urip kepada Kompas.com, Sabtu (18/6/2022).