Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam beberapa hari terakhir kualitas udara di DKI Jakarta menjadi sorotan.
Kualitas udara di Jakarta tercatat tidak sehat berdasarkan situs http://iqair.com sejak Jumat (17/6/2022) lalu.
Bahkan dua hari berturut-turut pada Senin (20/6/2022) dan Selasa (21/6/2022) lalu, Jakarta jadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi hal tersebut.
Anies meminta masyarakat lebih kritis dalam melihat isu kualitas udara di Jakarta.
Baca juga: Waspada Kualitas Udara Buruk di Jakarta, Ketahui Hal yang Perlu Dipersiapkan Saat ke Luar Rumah
Hal ini disampaikan Anies setelah menjadi inspektur upacara HUT ke-495 Kota Jakarta di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2022).
Menurut Anies, buruknya kualitas udara di Jakarta disebabkan karena satu hal yang terjadi insidental, alias tidak terus menerus.
"Saya ingin mengajak semua untuk membaca berita dengan kritis bila ada satu hari di mana muncul angka kualitas buruk di hari itu tapi di hari sebelumnya dan di hari sesudahnyan itu kita menemukan kondisi yang landai pasti di hari itu ada sesuatu," katanya di lokasi.
"Bila kondisinya itu terburuk selama dua bulan tiap hari berarti ada yang salah. Tapi bila ada satu hari buruk sekali dan hari berikutnya seperti normalnya Jakarta pasti ada sebuah peristiwa yang terjadi. Itu perlu kita lihat kualitas udara tidak ada pembatasan KTP atau administrasinya," lanjut Anies.
Oleh sebab itu, orang nomor satu di DKI ini menyebut sudah melakukan berbagai upaya untuk menghadirkan udara yang lebih baik bagi Jakarta.
Satu di antaranya yakni terkait dengan uji emisi kendaraan.
"Apakah jakarta bersih? belum. Kita berdekade menyaksikan adanya emisi kendaraan bermotor. Itulah mengapa empat tahun ini kita genjot serius soal tranportasi umum tujuannya untuk mengurangi emisi yang yerjakd di kota kita," pungkasnya.
Ingatkan Perusahaan