”Jumlah kendaraan yang melakukan uji emisi menurun setelah pemberlakuan sanksi tilang ditunda,” ujar Yogi pada Selasa (28/6/2022).
Yogi mengatakan, total kendaraan yang sudah melakukan uji emisi mencapai 647.572 mobil dan 57.990 sepeda motor. Jika mengacu jumlah populasi mobil yang mencapai 4,1 juta dan motor 14 juta, dapat disimpulkan pelaksanaan uji emisi masih rendah.
“Untuk kendaraan mobil yang sudah menguji emisi mencapai 15,79 persen dan sepeda motor baru 0,4 persen,” kata Yogi.
Menurut dia pelaksanaan uji emisi sempat berada di puncaknya pada November 2021. Saat itu pemerintah dan polisi berencana menerapkan sanksi tilang sehingga dalam sebulan ada 190.026 kendaraan yang diuji emisi.
Namun lantaran sanksi tilang itu ditunda, animo masyarakat pun anjlok menjadi 66.123 kendaraan pada Desember 2021 dan 42.903 pada Januari 2022.
Lalu Februari 2022 kembali turun menjadi 26.165 kendaraan, Maret 2022 naik lagi menjadi 359.970 kendaraan, April 2022 ada 31.260 kendaran.
Terkait ditundanya sanksi tilang bagi kendaraan yang belum diuji emisi, Sambodo punya penjelasan.
Menurutnya, kewajiban melakukan uji emisi ditunda karena masih terbatasnya bengkel-bengkel yang bisa melakukan uji emisi di Jakarta.
"Kewajiban uji emisi ini kan belum diterapkan, kenapa? Karena jumlah bengkel uji emisi tidak sebanding dengan kendaraan," tuturnya.
Menurut Sambodo, jika semua kendaraan diwajibkan uji emisi, akan menimbulkan antrean di seluruh bengkel yang ada di Jakarta.
Kemudian, kendaraan yang dilakukan uji emisi adalah ketika kadar gas yang dikeluarkan oleh mobil di atas ambang wajar.
"Bukan karena tidak membawa kartu uji emisi, karena yang wajib dibawa saat berkendara hanya STNK dan SIM," ucap Sambodo.
Jika ingin ada aturan uji emisi, maka pihaknya melakukan di jalan misalnya kandungan gas yang diketahui melebihi batas wajar maka di tilang.
Tapi sejauh ini aturan tersebut belum diberlakukan oleh Korlantas Polri ataupun jajaran Polda Metro Jaya.