"Kalau itu berlakukan akan kami laksanakan (menilang kendaraan yang tak lulus uji emisi)," terang mantan Kapolres Banjar itu.
Meski kewajiban melakukan uji emisi ditunda, Yogi mengimbau masyarakat untuk tetap melakukan uji emisi kendaraannya. Masyarakat bisa melakukan uji emisi di kantor Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta setiap setiap Rabu. Yogi juga mengatakan guna mengakselerasi uji emisi pemerintah telah menggandeng 350 lebih bengkel di lima kota administrasi. Biayanya bervariasi. Untuk sepeda motor Rp 50.000 dan mobil Rp 150.000.
Ia mengakui pengaruh uji emisi terhadap kualitas udara di Jakarta saat ini belum signifikan lantaran total kendaraan yang telah melakukan uji emisi masih di bawah 10 persen. Sementara sektor transportasi menyumbang pencemaran udara hampir 70 persen di Jakarta. “Dinas Lingkungan Hidup terus berkolaborasi dengan pihak pihak terkait dalam rangka pelaksanaan uji emisi yaitu dengan KLHK, Kepolisian, SKPD di seluruh Jakarta dan tempat-tempat uji emisi yang sudah berizin,” ucapnya.
Juru Kampanye Iklim dan Energi Green Indonesia Bondan Andriyanu mengingatkan perlunya evaluasi efektivitas kegiatan uji emisi terhadap kualitas udara ambien yang belum dapat dituntaskan. "Segera lakukan langkah nyata pengendalian sumber pencemaran udara demi melindungi kelompok rentan, agar tidak terjadi lebih banyak lagi kerugian ekonomi akibat polusi udara," urai Bondan.
Bondan juga menyarankan pemerintah menggunakan berbagai kajian akademis yang sudah ada sebagai dasar untuk bertindak dan memiliki urgensi tinggi untuk mengendalikan sumber pencemaran udara.
Sementara Sigit menekankan pentingnya kendaraan bermotor menggunakan euro 4 sebagai standar emisi gas buang. Pria yang juga Co-Chair Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG) itu juga mendorong pengendalian pencemaran udara dengan bersepeda di Jakarta. Sigit mengaku sempat mengajak para delegasi side event G20 untuk bersepeda pada pagi hari dari Hotel Shangri-La ke Bundaran HI, dan istirahat di Taman Suropati. "Kami mengkampanyekan Jakarta sudah memiliki fasilitas publik dan memanfaatkan penggunaan sepeda. Kita bekerjasama dengan komunitas Bike to Work mengajak para delegasi untuk menikmati Jakarta sambil berolahraga,” terangnya.
Ia menambahkan masyarakat juga perlu memakai masker saat ke luar rumah untuk mengurangi paparan polusi udara yang tidak sehat, terus monitor kualitas udara dan gunakan pemurni udara di dalam rumah. "Masyarakat diharapkan dapat menjalankan aktivitasnya dengan bijak agar kualitas udara tetap terjaga dengan baik," tukas Sigit.(rey/faf/m26/dod)