News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Scream or Dance Jawab Aspirasi Komunitas Cosplayer

Penulis: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cosplayer Teriakkan Suara Hati Berharap Bebas Berekspresi

Monta mengungkapkan, sebagian besar cosplayer banyak yang mengalami sexual harassment. Namun, tidak dipungkiri,
kata Monta, ada beberapa cosplayer yang di-bully lantaran salah kostum dan akibat dari perilakunya sendiri.

“Contoh pertama, ada satu event di mall yang terbuka untuk umum. Lalu, ada salah seorang pria dengan tubuh kekar
memakai bunny maid suit. Selanjutnya, ada netizen di media sosial yang mempermasalahkan kostum pria tersebut.

Menurut netizen, kostum pria itu tidak senonoh lantaran memakai kostum di atrium mall. Di sana, semua orang bisa
melihat dengan jelas,” demikian pengakuan Monta.

Berdasarkan kondisi itu, Monta mengaku tidak memihak siapapun.

“Gue malah merasa kasihan kepada pria itu lantaran dia menjadi bahan bully di media sosial. Padahal, dia
sudah meminta maaf,” jelas dia.

Contoh kedua, kata Monta, adalah saat salah satu cosplayer Genshin Impact. Dia foto bersama dengan fans. Namun,
posenya yang tidak sesuai. Posisi cowok sedang tidur dan cewek berada di atas. Kejadian itu terjadi dalam sebuah
event.

“Jadi, nama komunitas cosplayer tercoreng gara-gara hal seperti itu. Kejadian buruk malah viral. Tapi, ada perwakilan
cosplayer mewakili Indonesia ke sebuah acara di luar negeri malah tidak muncul,” ujar Monta.

Menurut Monta, cosplay sama seperti fashion. Cosplay adalah bentuk ekspresi diri dan menampilkan hobi terhadap
pop culture.

“Mungkin, sebagian besar cosplayer hanya untuk bersenang- senang. Namun, ada juga mau serius menekuni sebagai
profesi. That’s also a good reason to cosplay,” papar Monta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini