Pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolang menilai seharusnya ada petugas baik dari kepolisian ataupun Dinas Perhubungan untuk mengecek truk tersebut.
Pasalnya truk itu melewati Jalan Sultan Agung yang terkenal ramai, di jam yang tak seharusnya.
Sekedar informasi, truk biasanya dilarang melintas di jam-jam ramai.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Bekasi: Truk Tabrak Anak Sekolah di Halte, Tujuh Murid SD Meninggal Dunia
"Jarang sekali ada petugas di situ, itu kan juga kita lihat plat luar kota," kata Azas.
"Harusnya kan bisa dicek, lalu kan itu bukan jam biasa truk lain,"
"Ada pelanggaran pengawasan yang dilakukan," imbuhnya.
Tak hanya itu, Azas juga menyoroti badan truk yang ia duga sudah dimodifikasi.
Menurut Azas apabila badan truk sudah dimodikasi agar dapat mengakut lebih banyak muatan, maka fungsi remnya tak akan berfungsi dengan baik.
"Itu apakah truknya sudah over dimension over loading (odol)," ucap Azas.
"Artinya sudah diubah specknya bodynya. Itu bisa membuat rem kurang kuat berfungsinya," imbuhnya.
Azas menduga sang sopir truk yang kini sudah ditahan di Polsek Bekasi Kota melakukan banyak pelanggaran sehingga kecelakaan maut tersebut bisa terjadi.
"Nah di sini juga sudah banyak pelanggaran yang dilakukan oleh sopir truknya," ucap Azas.
"Itu harus didalami lagi, untuk melihat apa yang jadi penyebab, karena korbannya sangat banyak,"
"Saya menduga speck truknya sudah diubah, kapasitas, lalu muatannya itu ada besi cor, itu berat sekali," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kebohongan Sopir Truk Maut di Bekasi Tercium Polisi, Ngakunya Sih Rem Blong Lalu Tewaskan 11 Orang