TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Massa demo menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara mulai datang ke kawasan Patung Kuda Monas, Selasa (6/9/2022), sekira pukul 14.20 WIB.
Pihaknya berorasi menolak kenaikan BBM dan demo ini juga diwarnai aksi bakar ban.
Dalam orasi, BEM Nusantara menolak kenaikan BBM dan menuntut untuk diturunkannya Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati.
Awalnya, massa yang datang langsung hendak menuju jalan Merdeka Barat, tapi aksi pihaknya langsung ditahan oleh pihak kepolisian.
Massa aksi dan pihak pengaman kepolisian pun langsung bernegosiasi. Massa meminta untuk bisa lebih dekat lagi menuju istana.
"Kami yang dekat saja tidak pernah didengar, apalagi hanya aksi di sini (Patung Kuda)," ujar seorang mahasiswa kepada pihak kepolisan.
Baca juga: Buruh Serukan Mogok Kerja Nasional Jika Harga BBM Tak Kunjung Diturunkan
"Kami akan koordinasi dulu, nanti sebelum satu jam, kami infokan apakah kalian bisa beranjak lebih dekat lagi," balas pihak polisi.
Hari ketiga usai pemerintah mengumumkan kenaikan tarif BBM, sudah banyak masyarakat, mahasiswa, dan ragam aliansi bergerak dalam aksi demo menyuarakan penolakan kenaikan tarif BBM.
Seperti diketahui, pemerintah akhirnya buka suara soal simpang siur harga BBM subsidi yang disebut-sebut bakal naik atau tidak lagi disubsidi.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan harga BBM bersubsidi telah disesuaikan.
Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Solar Subsidi dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter. Kemudian Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.
Harga ini mulai berlaku sejak Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.