News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BBM Bersubsidi

Partai Buruh Ajak Netizen Demo Lewat Medsos, Suarakan Terus Penolakan Kenaikan Harga BBM

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Partai Buruh Said Iqbal saat ditemui awak media di depan Gedung DPR/MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/9/2022).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyuarakan penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Bahkan Iqbal menyebutkan, perlu adanya gerakan yang terus menerus dilakukan termasuk melalui media sosial agar tuntutan dapat didengar oleh Pemerintah.

Atas hal itu, Iqbal meminta kepada netizen untuk dapat memanfaatkan media sosialnya untuk menyuarakan tuntutan itu.

"Menyerukan netizen melakukan perlawanan melalui sosmed. Ketik, gunakan jari-jarimu. Kalau kita diam, netizen pada diam, maka ketidakadilan akan terus berlangsung," kata Iqbal kepada awak media di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (6/9/2022).

Dirinya lantas membahas soal desakan yang pernah dilakukan oleh partai buruh yang juga dibantu oleh masyarakat.

Desakan itu terkait dengan massa usia pencairan BPJS Ketenagakerjaan atau Jaminan Hari Tua (JHT).

Kata dia, saat itu masyarakat berhasil menggagalkan rencana pemerintah untuk mencanangkan batas pencairan JHT 56 tahun.

"Kita pernah menang di JHT. Kita pernah menang di BPJS. karena presiden ingin mendengar suara rakyat," ucap dia.

"Kalau kita diam, netizen pada diam, maka ketidakadilan akan terus berlangsung," tukas Iqbal.

Sebelumnya, Partai Buruh bersama serikat buruh menyampaikan tuntutannya kepada DPR RI dalam aksi yang digelar, Selasa (6/9/2022).

Baca juga: Nama Pesulap Merah Nimbrung di Poster Demo Tolak Kenaikan Harga BBM

Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan, pihaknya mendesak kepada DPR RI untuk membentuk panitia kerja (Panja) dan panitia khusus (pansus) untuk membahas penolakan kenaikan harga BBM.

"Memang kita menginginkan aksi di DPR ini, DPR membentuk panja dan pansus BBM," kata Iqbal kepada awak media dalam aksi yang digelar di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (6/9/2022).

Desakan untuk membentuk panja dan pansus itu sebagai upaya agar DPR bekerja mewujudkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat atau buruh.

Sebab kata dia, sudah ada beberapa anggota legislatif yang menyuarakan penolakan kenaikan BBM namun belum ada inisiatif yang dilakukan.

"Jangan hanya menyuarakan penolakan (kenaikan BBM, red), kami meminta bentuk dong panja nya, pansusnya," tutur Iqbal.

Dirinya lantas membeberkan kekhawatiran kaum buruh dan masyarakat jika harga BBM tetap naik.

Kenaikan harga BBM itu kata dia, akan berdampak pada keberlangsungan hidup kelas pekerja seperti petani, nelayan, pekerja pabrik hingga pengemudi ojek.

"Petani, nelayan, buruh ini yang gak dipikirkan oleh pemerintah. Bantuan 600 ribu itu hanya gula-gula atau dengan kata lain hanya diperikan 4 kali, dalam sebulan itu berarti 150 ribu rupiah per bulan itu pun untuk yang berupah 3.500.000 per bulan ke bawah, itu gula-gula," ucap dia.

Sebagai informasi, dalam aksi ini di depan Gedung DPR RI ini kata Iqbal diikuti oleh sekitar 2.000 buruh.

Setidaknya ada tiga tuntutan yang dilayangkan dalam aksi ini, termasuk meminta kenaikan upah pekerja tahun 2023.

"Ada tiga isu yang diangkat yang pertama Tolak kenaikan harga BBM yang kedua Tolak pembahasan Omnibuslaw undang undang cipta kerja dan yang ketiga naiknya upah minimum tahun 2023 sebesar 10 persen hingga 13 persen, itu lah tiga tuntutan," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini