TRIBUNNEWS,COM, CIPAYUNG - Azqiara Anindita Nuha (3) atau Qia, balita asal Depok, Jawa Barat, meninggal dunia akibat menderita penyakit gangguan ginjal akut.
Sang ibunda, Soleha (40) kini hanya bisa menatap kepergian buah hatinya ke sang khalik.
Baca juga: Ada 241 Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak, Jokowi: Pengawasan Industri Obat Harus Diperketat Lagi
Keceriaan dan senyum manisnya tampak terlihat jelas di video yang ditatapnya dari anak bungsunya Azqiara Anindita Nuha.
Senyum manis dan wajah cantiknya kini hanya bisa dilihat lewat foto dan video untuk menghilangkan rasa rindu kepadanya.
Qia adalah putri bungsu dari empat bersaudara pasangan Iah Soleha dengan Andan Nashri (52).
Azqiara Anindita Nuha harus merasakan ganasnya penyakit misterius ini dan meninggal dunia setelah seminggu menjalani perawatan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.
"Putri kecil saya meninggal dunia setelah badannya drop secara cepat kurang lebih hanya seminggu dirawat," ujar Iah Soleha kepada TribunnewsDepok.com usai ditemui langsung di rumah duka RT 01 RW 08, Kelurahan Ratu Jaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Jumat (21/10/2022) malam.
"Tim dokter bilang putri saya gagal ginjal akut," ungkapnya.
Baca juga: Kemenkes: Gejala Awal Khas Gangguan Ginjal Ditandai Berkurangnya Frekuensi Buang Air Kecil
Menurut Soleha, putri kecilnya mulai pertama kali sakit, pada Kamis (6/10/2022) malam.
Namun sakit tersebut hanya panas dan pilek.
Karena hanya sakit panas dan pilek, Iah Soleha pun memberikan minum obat paracetamol di rumah dan obat pilek Rinos.
Setelah itu pada Hari Jumat panas sama pilek Qia sudah sembuh.
Bukan hanya sembuh, melainkan bisa bermain dan tertawa riang gembira bersama dengan kakak-kakaknya serta teman-teman sebayanya.
"Sabtu (8/10/2022) sekitar pukul 03.00 WIB Qia mengalami muntah-muntah sebanyak 15 kali dan pagi hari dibawa ke Klinik Bhakti Jaya," jelas Iah Sholeha.
Baca juga: Gangguan Ginjal Akut di Indonesia Belum Masuk Status KLB, Ini Penjelasan Menteri Kesehatan
"Setelah dikasih obat dari klinik Bhakti Jaya, Qia sudah mau makan dan minum banyak dan kondisinya sudah semakin baik," lanjutnya.
Baca juga: Daftar 91 Merk Obat Sirup yang Diperiksa Kemenkes dan BPOM, Dikonsumsi Pasien Gangguan Ginjal Akut
Namun secara cepat dan mendadak, kondisi Qia justru berubah dengan kondisi makan serta minum yang masuk ke perut tidak bisa diterima oleh tubuh kecilnya.
Karena kondisi Qia semakin tidak baik, Minggu malam bersama sang suami, Soleha membawa putri bungsunya ke Rumah Sakit Bunda Aliyah Depok.
Setelah mendengar keluhan anaknya muntah sampai 15 kali, Qia langsung ditangani dokter.
Namun justru saat di rumah sakit itu, kondisi Qia justru tidak mengalami perbaikan yang berarti, pasalnya putri kecilnya tetap muntah-muntah.
"Ketika dokter berkunjung ke Qia dan menanyakan kondisinya. Disaat itulah saya baru ingat dan lupa memberitahukan kepada dokter bahwa putri saya sudah tidak buang air kecil sejak sakit awal," jelas Iah.
Akhirnya setelah mendapatkan informasi dan dengan kecurigaan dari kondisi Qia, dokter memutuskan untuk memeriksa laboratorium.
Bagai tersambar petir di siang bolong, hasilnya adalah bahwa putrinya tersebut divonis gagal ginjal stadium 3.
Dokter pun menyarankan segera masuk ke ruang PICU RS Bunda Aliyah Depok.
Pada malam harinya saat dirawat di ruang PICU, kondisi Qia sudah semakin memburuk dan dalam waktu sehari dirawat dokter sudah memvonis Qia mengalami gagal ginjal stadium 6.
Tepat hari Selasa, tim dokter segera mencari rumah sakit tipe A yang ada PICU. Namun rumah sakit tersebut hanya berada di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) Jakarta Pusat.
Baca juga: Bocah 2 Tahun Asal Bogor Harus Cuci Darah Karena Divonis Gangguan Ginjal Akut: Ini Penuturan Ibunda
Setelah sehari perawatan di RSCM, kondisi Qia mulai hilang ingatan. Bahkan dia sudah tidak mengenal ibunya bahkan nama sendiri.
"Setelah lepas selang ventilator, Qia langsung di-HD selama lima jam dengan kondisi tidak sadar. Hari Jumat itu anak saya sudah mulai tidak ingat sama sekali saya dan namanya sendiri," imbuh Iah.
"Saat membuka pampers, Qia juga belum mengeluarkan air seninya. Malam minggu Qia harus kritis dengan saturasi oksigen di bawah 40 dan langsung dipasang ventilator di ruang PICU," tambahnya.
Selama perawatan, Soleha mengatakan, satu ruangan PICU anaknya setiap hari ada saja yang meninggal dunia mulai usia empat bulan, enam bulan, dan delapan bulan dengan gejala sama gagal ginjal akut seperti putrinya.
Hampir seminggu perawatan di RS Cipto sampai dilakukan cuci darah, Soleha menyebutkan malah bukan membaik tiba-tiba putrinya ngedrop dan tidak sadar.
Bahkan kondisi terburuk dari Qia membuat dokter tidak berani memberikan alat pacu jantung. Karena umur Qia yang masih sangat muda dan tulang dadanya yang masih belum kokoh.
Tepat di pukul 20.20 WIB, Azqiara Anindita Nuha balita asal Depok harus menghembuskan nafas terakhirnya dan pergi ke surga meninggalkan keluarga kecilnya.
Baca juga: Kemenkes: Pengobatan Pasien Gangguan Ginjal Akut Ditanggung BPJS Kesehatan
Menurut Iah Soleha, Qia tidak mempunyai riwayat sakit gagal ginjal. Kondisi Qia selama ini adalah sehat, ceria, dan bahagia bersama dengan kakak-kakaknya dan teman sebayanya.
Namun Qia mempunyai permintaan terakhir yang sangat menyentuh. Qia meminta untuk dibelikan jajanan makanan yang sangat banyak.
"Permintaan itulah adalah pesan terakhir dari putri saya dan akan saya selalu ingat terus keinginan tersebut," ucapnya sambil meneteskan air mata.
Namun hingga saat ini, Iah Soleha dan Andan Nashri masih belum mengetahui apa penyebab dan dari mana asal penyakit itu datang menghampiri malaikat kecilnya.
Penulis: Gilar Prayogo
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Gagal Ginjal Akut, Bocah 3 Tahun Asal Depok Meninggal Awalnya Cuma Pilek Minum Paracetamol Sirup