Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Forensik Emosi dan Trainer Investigasi, Handoko Gani, mempertanyakan kejiwaan dua korban meninggal terakhir pada kasus satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat.
Menurutnya merupakan suatu hal yang aneh jika dua orang yang tewas terakhir tidak merasakan berbagai emosi dan tetap melakukan upaya bunuh diri.
"Jadi pertanyaan misalkan ada jenazah di depannya masa iya tidak merasakan jijik, takut, sedih kan gitu. Dan tetap melakukan tindakan bunuh diri atau yang lainnya itukan aneh," kata Handoko kepada Tribunnews.com, Kamis (17/11/2022).
Baca juga: Kata Pakar soal Sekeluarga yang Tewas di Kalideres, Menduga Korban Menganut Paham Apokaliptik
Menurutnya hal itu merupakan persoalan yang menarik untuk dikupas dari persoalan sisi psikologis.
"Kok bisa seperti itu kita tahu ada dua jenazah awal yang membusuk. Aneh dua orang terakhir itu tidak merasakan apa-apa, cuek-cuek saja, aneh sekali," sambungnya.
Menurut Handoko hal itu sebenarnya bisa saja terjadi jika memang yang bersangkutan memiliki kelainan jiwa atau menganut aliran tertentu.
"Kedua kondisi itulah yang bisa menjadi alasan kuat terjadinya pembiayaran sebuah peristiwa yang tentunya mengguncangkan siapapun," tutupnya.
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya Ketua RT perumahan Citra Garden Extension menceritakan awal mula ditemukannya satu keluarga tewas di Blok AC5/7, RT 7/15, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022).
Asiung menuturkan awal mula kejadian ketika petugas PLN tengah melakukan pengecekan di rumah korban. Dikatakan Asiung PLN yang bertugas ada bau yang tidak sedap di dalam rumah di Blok AC5/7 itu.
"Sebetulnya kalau dari petugas PLN tidak bilang baunya begitu aneh mungkin tidak ada yang tahu. Sebenernya laporan PLN Itu hari Selasa kemudian Rabu sudah disemprotkan destinfekatan masih bau," katanya kepada awak media di perumahan Citra Garden Extension, Minggu (13/11/2022).
Kemudian dikatakan Asiung menurut petugas PLN baunya berbeda bukan seperti bangkai tikus. Maka dari itu akhirnya Ketua RT dan pengurus berinisiatif mendobrak rumah korban.
"Rabu sore pihak PLN bilang pak RT ini baunya lain bukan bangkai tikus. Langsung saya cari orang pengurus minta ditemani kita dobrak pintu rumah sebenarnya apa sih bau dari mana kemudian saya dobrak," sambungnya.
Kemudian dikatakan Asiung bahwa empat lokasi jenazah korban berada di lokasi yang berbeda-beda.
"Posisi jenazah berada di beda-beda lokasi ruang tamu omnya, kamar depan ibu dan anak. Sedangkan belakang orang tua," tutupnya.