News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fakta-fakta Kasus Penculikan Bocah 6 Tahun di Gunung Sahari, Dikira Hanya Beli Ayam

Penulis: Rifqah
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penculikan anak. Simak fakta-fakta kasus penculikan anak berusia enam tahun di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat yang hingga kini belum ditemukan.

Berdasarkan keterangan dari orangtua korban, mereka mengenal pelaku karena sudah sering dan hampir tiga bulan terakhir mendatangi warung milik orangtua korban.

"Dari hasil pemeriksaan sementara bahwa orangtua anak tersebut mengenal (terduga pelaku)."

"Dan sudah dikenal oleh anak-anak itu karena sering memberikan jajanan, mainan."

"Jadi sudah cukup dikenal dikenal oleh anak-anak di lingkungan itu," ujar ungkap Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin.

Polisi Kesulitan Cari CCTV

Pihak kepolisian mengaku bahwa baru mendapatkan satu CCTV yang menjadi petunjuk kasus penculikan tersebut.

"Kami sedang melakukan pengembangan, karena saat ini CCTV yang kami dapat baru satu sementara di lingkungan sekitar (TKP)," ungkap Komarudin, dikutip dari Kompas.com, Minggu (18/12/2022).

Komarudin tidak menjelaskan dengan rinci terkait temuan satu CCTV tersebut.

Polisi Periksa Sopir Bajaj

Kapolresta Pontianak Kota, Kombes Pol Komarudin. Simak fakta-fakta kasus penculikan anak berusia enam tahun di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat yang hingga kini belum ditemukan. (TRIBUN PONTIANAK/Hamdan Darsani)

Komarudin mengatakan bahwa khusus pemeriksaan sopir bajaj menunjukkan sang sopir tidak menyadari terkait pemaksaan terhadap anak enam tahun masuk ke bajajnya adalah aksi penculikan.

"Sopir bajaj enggak tau ini (pelaku) siapa. Dikiranya ya orangtua dan anak."

"Mereka (penculik dan korban) lalu turun di tengah jalan," ungkapnya, Minggu (18/12/2022).

Penyidik sudah menelusuri tempat dan jalan yang dilalui penculik tersebut, sesuai keterangan dari Sopir Bajaj.

"Telusuri jalur mana yang dilalui, karena identitas terduga pelaku tidak jelas, nomor handphone tidak dimiliki, pekerja apa tidak jelas. Makanya masih terus kami kembangkan," ungkap Komarudin.

(Tribunnews.com/Rifqah/Abdi Ryandi Shakti) (Kompas.com/Reza Agustian/Annisa Ramadani Siregar) (Kompas.tv/Fiqih Rahmawati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini