TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari Peduli Sampah Nasional 2023 adalah hari nasional yang diperingati hari ini, Selasa (21/2/2023).
Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di rasa masih sangat penting dalam rangka meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap sampah.
Pasalnya, persoalan sampah mempunyai dampak yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan manusia, makhluk hidup dan ekosistem lainnya.
Untuk di Ibukota Jakarta sendiri, setiap harinya menghasilkan sampah sebanyak 7,2 ton.
Hal itu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta pada 2021.
Sampah organik menjadi jenis sampah dengan volume terbanyak.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth meminta kepada Pemprov DKI Jakarta yang saat ini dipimpin oleh Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi agar bisa membuat program penanganan sampah dengan cara kreatif dan inovatif.
"Data BPS DKI pada 2021, perharinya warga Jakarta bisa menghasilkan 7,2 ton sampah dan sampai tahun 2023 tidak ada pengurangan tonase sama sekali. Berarti permasalahan sampah ini sudah menjadi salah satu isu yang serius dan tidak bisa di anggap main-main," kata Kenneth dalam keterangannya, Selasa (21/2/2023).
"Karena itu saya berharap Pak Heru harus benar-benar berani dalam membuat suatu terobosan yang kreatif serta inovatif dalam membuat program penanganan sampah ini. Karena hingga saat ini persoalan sampah di DKI Jakarta tidak pernah selesai dan tidak ada solusi," tambahnya.
Pria yang akrab disapa Kent itu pun menyayangkan proyek pembangkit listrik tenaga sampah atau Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter yang saat ini tersendat, lantaran banyak melibatkan stakeholder.
"Kalau kita mengacu kepada Perpres No 35 Tahun 2018 terkait Program ITF ini akan melibatkan banyak stakeholder, permasalahannya ujung-ujungnya jadi selalu tidak bisa terlaksana, karena terbentur oleh banyak kepentingan," ketus Kent.
Baca juga: Hari Peduli Sampah Nasional 2023, KLHK Fokus pada Pengelolaan Sampah di Indonesia, Simak Tujuannya
Alangkah baiknya, sambung Kent, terkait pembangunan program Landfill Mining dan Refused Derived Fuel (RDF) Plant di TPST Bantargebang yang direncanakan akhir Februari ini bisa beroperasi dan bisa mengelola sampah 2 ribu ton perharinya, bisa menjadi contoh supaya bisa segera di laksanakan secara serentak untuk di bangun di setiap Kotamadya, agar semuanya tidak menumpuk di satu Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Bantargebang, Bekasi.
"Pembangunan RDF Plant ini bisa dilakukan secara serentak per-kotamadya, yang di rasa lebih relevan dan solutif dan kemudian untuk bentuk pendanaan bisa berupa bantuan dari CSR atau dari pemerintah pusat, supaya tidak perlu lagi mengandalkan dari APBD," kata dia.
Dia menambahkan untuk RDF Plant yang di TPST Bantargebang, mengelola 2 ribu ton sampah per hari.