TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Begal satu ini benar-benar sedang apes dan menemui ajalnya tewas sia-sia saat beraksi di Kampung Kedaung Kramat Mundu, Desa Mangunjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Warga kampung ini emosinya tersulut saat pelaku hendak membegal seorang pengemudi ojek online (ojol) dengan cara berpura-pura menjadi penumpang.
Pelaku pembegalan ini kemudian tewas dikeroyok massa saat beraksi, Minggu (18/6/2023) malam.
Pengemudi ojol, Indra menjelaskan saat itu ia tengah mangkal mencari penumpang. Kemudian datang seorang laki-laki yang memintanya untuk diantarkan ke kampung Kedaung Kramat Mundu.
"Dia ini mengaku tinggal di Jakarta. Lalu pas saya bawa dia sampai Kedaung. Kemudian melintasi TPU Mangun Jaya, sampai situ keadaan lagi sepi," ungkap Indra, Rabu (21/6/2023).
Ditengah perjalanan, pelaku rupanya menjatuhkan sendal sehingga membuat Indra terpaksa berhenti dan mengambil sendalnya.
Setelah mengambil sendal, mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba pelaku mengeluarkan gunting dan mengancam korban agar menyerahkan sepeda motornya.
"Pas dia udah ngambil sendalnya, dia naik ke motor saya, dia todong ke pinggang pake senjatanya, kata dia 'lepasin motornya enggak!', saya pun turun," ucapnya.
Baca juga: Begal Motor Tewas Dikeroyok Massa di Bekasi
Tak ingin kehilangan motor, korban berusaha melawan dengan cara menghadang pelaku. Hingga kemudian Indra pun berteriak sekencang-kencangnya untuk mencari pertolongan.
"Saya lari aja ke tengah ke jalan raya itu, buat minta tolong sama masyarakat sini," ungkapnya.
Panik saat warga datang setelah terdengar suara minta tolong, pelaku kemudian menceburkan diri ke kali dan bersembunyi di semak-semak.
Baca juga: Detik-detik Pengemudi Ojol di Bandung Barat jadi Korban Begal, Alami Luka di Leher dan Tangan
Rupanya upaya pelaku sia-sia, ia tertangkap warga. Setelah itu, ia langsung dikeroyok massa hingga babak belur di sekujur tubuhnya.
Kondisi itu menyebabkannya lemas hingga tewas. "Massa langsung mengepung, itu begal yang sendiri enggak bisa lari dan tertangkap dihakimi massa," ucap Indra.
Sumber: Tribunnews Bogor