"Pas dikasih tau sama anak saya, jujur saya kaget, enggak menyangka kalau Fajri sudah berpulang ke pangkuan Maha Kuasa," ujar Fajri.
Lebih lanjut Suherman pun mengenang Fajri semasa hidupnya.
Ia menjelaskan, Fajri mulanya merupakan warga asli Manggarai, Jakarta.
Namun, ia dan ibunya pindah ke Kota Tangerang dan lebih dulu menempati rumah di kawasan Larangan, sebelum akhirnya tinggal di Kampung Pedurenan.
Baca juga: Detik-detik Pemakaman Fajri di TPU Menteng Pulo, Damkar Bantu Pemakaman, Gunakan Forklift
Awal mula tinggal sebagai warga baru di Kampung Pedurenan, Fajri dikenal sebagai sosok yang baik dan mudah untuk bersosialisasi dengan warga sekitar, serta pekerja keras.
"Ibunya Fajri itu istri ke dua dan anaknya hanya Fajri seorang, mungkin karena tidak mau merepotkan keluarga makanya mereka pindah dari Manggarai ke Tangerang," kata Suherman.
Dijelaskan Suherman, Fajri adalah sosok yang baik, gampang bergaul atau sosialisasi dengan warga sekitar.
Fajri juga pekerja keras, karena dia bekerja di biro jasa.
Baca juga: Jadi Penyebab Maraknya TPPO, Mensos Tangani Kemiskinan Ekstrem di Kawasan 3T
Penyebab Fajri Meninggal
Kelompok staf Medis (KSM) Anestesiologi dan Perawatan Intensif Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dokter Sidharta Kusuma Manggala, mengungkapkan penyebab kondisi Fajri menurun hingga akhirnya meninggal dunia.
Sidharta mengatakan Fajri mengalami syok septik sebelum meninggal dunia.
Saat dibawa ke rumah sakit sudah, Fajri dalam keadaan yang memprihatinkan karena memiliki sejumlah infeksi di tubuhnya.
“Dalam perjalanannya ternyata kami lihat infeksi di kakinya itu semakin berat, dan juga ada infeksi di bagian paru-parunya."
"Kemudian infeksi ini kami bisa bilang menimbulkan kejadian yang namanya syok septik," kata Shidarta, Kamis (22/6/2023), dikutip dari Wartakotalive.com.
Syok septik itu yang membuat Fajri mengalami kegagalan organ, seperti kegagalan jantung, pembuluh darah hingga permasalahan ginjal.