TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih terus melakukan kajian terkait dengan lahan depo moda raya terpadu (MRT) fase II.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo menegaskan kajian ini bakal rampung dalam dua pekan ke depan.
"Depo MRT belum ada keputusan. Kami masih terus melakukan kajian. Kita harapkan dalam dua minggu terakhir, bulan Juli nanti kita sudah ada hasil final kajiannya yang komprehensif," kata Syafrin kepada awak media di Balai Kota Pemprov DKI Jakarta, Kamis (29/6/2023).
Adapun kajian yang masih dilakukan ini berkaitan dengan mitigasi terhadap bencana. Sedangkan untuk lokasi depo, pemprov punya beberapa opsi.
Lokasi depo, lanjut Syafrin, pun tak luput dari pengkajian baik dari sisi administrasi, teknis, hingga kendala lingkungan sekitar. Supaya nantinya depo ini dapat mendukung kerja operasional MRT.
"Ada beberapa, semuanya dikaji dan di cek. Baik dari administrasi, teknis, dan kendala kendala lingkungan. Semuanya dicek. Sehingga mendukung operasional MRT nanti," tuturnya.
"Opsinya itu kan ada di kawasan Ancol, kemudian mempertimbangkan depo existing MRT di Lebak Bulus dan juga melihat terkait dengan Kampung Bandan. Kampung Bandan nanti dicek kembali adminstrasi," sambungnya.
Sebagai informasi, jauh ke belakang ketika Jakarta masih di bawah kepemimpinan Anies Baswedan, penetapan terkait lokasi depo MRT fase I ini diharapkan dibuat berdasar kajian yang matang.
Anies tak mau depo yang akan dibangun itu mengulang kesalahan pembangunan depo fase I di Lebak Bulus.
Depo MRT fase II awalnya ditetapkan dari Bundaran HI sampai Kampung Bandan.
Baca juga: Putus Mitra, Pembayaran Tiket MRT Jakarta Tidak Bisa Lagi Gunakan GoPay, OVO, Dana, dan LinkAja
Namun lahan di Kampung Bandan yang rencananya akan jadi depo masih bermasalah.
Anies meminta agar rute fase II diubah ke Ancol hingga Stadion BMW di Sunter.