Selain itu, terdapat juga botol pelumas berwarna hitam dengan bertuliskan ‘Hol Kiss Honey Pinhols Soft Anal Sex’.
Ketika petugas melakukan penyisiran di bagian belakang halte Cawang UKI yang jaraknya ke dalam Hutan Kota mencapai lebih kurang 37 meter, menemukan seorang pria yang diduga penyuka sesama jenis.
Ketika dilakukan interogasi sementara, pria tersebut kedapatan membawa tisu, obat nyamuk, body lotion, hingga peralatan mandi, dan tidak membawa identitas.
Berdasarkan hal itu, pria tersebut langsung digiring petugas ke kelurahan setempat guna dilakukan pendataan.
Keluhan Warga
Sebelumnya, warga setempat telah melaporkan adanya kegiatan ilegal kaum penyuka sesama jenis di lokasi tersebut.
DPRD DKI Jakarta sudah meneruskan keluhan tersebut ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan meminta segera turun tangan menyelesaikan persoalan itu.
Wali Kota Jakarta Timur Muhamad Anwar menegaskan, fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) harus dijaga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Wali Kota Jaktim tidak ingin fasos dan fasum di Jakarta Timur digunakan untuk tempat 'nongkrong' kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).
Dia sudah meminta kepada Kasatpol PP Jakarta Timur Budhy Novian kerahkan personel untuk menjaga Hutan Kota Makasar di Jalan Perindustrian dari sarang LGBT.
"Coba yang piket dijaga seluruh fasos dan fasum yang ada, terutama hutan kota,” kata Anwar di DPRD DKI Jakarta pada Selasa (25/7/2023).
Anwar berjanji akan memaksimalkan aparat yang ada di wilayah Jakarta Timur mulai dari tingkat kota, kecamatan sampai kelurahan. “Hari ini mulai dijaga, mulai diawasi selama 24 jam terutama malam hari yang terutama PK5 (pedagang kaki lima),” ujar Anwar.
Selain Jalan Perindustrian, petugas juga dikerahkan di ruas Jalan DI Panjaitan hingga Jalan Mayjen Sutoyo. Beberapa waktu lalu, pihaknya juga menata hutan kota di ruas UKI-Cawang agar pejalan kaki merasa nyaman, karena PKL juga dibenahi.
Guna memaksimalkan penjagaan, Pemerintah Kota menyiapkan mobil patroli dan dan memasang pagar untuk mengantisipasi pedagang asongan, gelandangan hingga pengemis di kawasan tersebut.
Pihaknya juga memberikan sosialisasi kepada warga setiap Selasa dan Jumat untuk mengantisipasi terjadinya LGBT. (Tribun Jakarta/WartaKota)