News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polusi Udara di Jakarta

Jokowi: Kemarau Panjang dan Aktivitas Industri jadi Penyebab Parahnya Polusi Udara di Jabodetabek

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo saat menjajal Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek - Presiden Jokowi dalam kesempatannya mengungkap sejumlah penyebab parahnya polusi udara di Jabodetabek.

Beralih ke kendaraan listrik dapat menjadi alternatif mengurangi polusi sekaligus ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN mendukung upaya pemerintah mengurangi emisi melalui penggunaan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dengan membangun infrastruktur yang memadai di seluruh daerah.

Ini merupakan langkah strategis untuk tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi sekaligus mendorong transformasi energi nasional.

Baca juga: Menhub Ajak Masyarakat Beralih ke Kendaraan Listrik untuk Turunkan Polusi Udara Jakarta

“Sejalan dengan dengan pemberian insentif motor listrik dari pemerintah untuk pembelian motor baru dan konversi motor konvensional berbahan bakar minyak (BBM) menjadi listrik, PLN siap mendukung penuh dengan menyediakan infrastruktur yang memadai,” kata Darmawan dalam pernyataannya dikutip, Senin (14/8/2023).

Ia menekankan, masyarakat yang hendak beralih ke EV tidak perlu khawatir.

Sebab setiap pembelian kendaraan listrik khususnya roda empat, pelanggan mendapatkan layanan pemasangan home charging gratis dan juga diskon tarif listrik untuk pengisian daya di jam 22.00 sampai dengan 05.00.

Selain itu infrastruktur pengisian daya umum juga telah tersedia.

Baca juga: Cara Instan Kurangi Polusi Udara di Jakarta, Dirjen KLHK: Yang Paling Efektif Adalah Hujan

“Saat ini PLN sudah mengoperasikan sebanyak lebih dari 600 SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) dan lebih dari 1.400 SPBKLU (Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum)," papar Darmawan.

"Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan kendaraan listrik di tanah air,” terangnya.

Darmawan menjelaskan beralih ke kendaraan listrik menjadi pilihan strategis, mengingat sektor transportasi menjadi salah satu penyumbang utama emisi karbon di Indonesia.

Perlu diketahui, sektor transportasi menjadi salah satu penghasil emisi yang besar di Indonesia.

Baca juga: Polusi Udara DKI Jakarta Disebut Terburuk di Dunia, KLHK: Perlu Ada Data Pembanding

Pada tahun 2020 emisinya 280 juta ton CO2e. Jika tidak ada perubahan, diperkirakan pada tahun 2060 emisinya mencapai lebih dari 1 miliar ton CO2e per tahun.

“Jika kita membandingkan emisi yang dihasilkan antara EV dan kendaraan berbahan bakar minyak berarti 1 liter BBM sama dengan 1,2 kWh listrik, maka emisi karbon 1 liter BBM adalah 2,4 kg CO2e, sedangkan emisi karbon 1,2 kWh listrik adalah 1,3 kg CO2e," papar Darmawan.

"Artinya dengan menggunakan kendaraan listrik kita sudah mengurangi sekitar 50 persen emisi karbon," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Bambang Ismoyo)

Baca berita lainnya terkait Polusi Udara di Jakarta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini