News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Guru Besar ITB Beri Sederet Solusi Atasi Masalah Tingginya Polusi Udara Jakarta

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Gedung dan perumahan yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Selasa (22/8/2023). Berdasarkan data IQAir 22 agustus 2023 pukul 12.00 WIB, Jakarta masih menempeti peringkat ketiga sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia dengan nilai indeks 161, yang termasuk ke dalam kategori tidak sehat, meskipun Pemprov DKI Jakarta telah menerapkan kebijakan sistem bekerja dari rumah atau work from home bagi 50 persen aparatus sipil negara. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) Puji Lestari menyampaikan sejumlah solusi terkait permasalahan tingginya polusi udara di DKI Jakarta.

Utamanya untuk menurunkan emisi di sektor transportasi yang menjadi penyumbang utama polusi.

“Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk menurunkan emisi pada sektor transportasi yang menjadi penyumbang utama polusi di Jakarta. Kami sudah pernah meneliti dan mengecek efek penurunan emisinya,” kata Puji, Sabtu (26/8/2023).

Puji memaparkan, solusi pertama adalah implementasi EURO4 untuk kendaraan penumpang, bus, truk, serta sepeda motor.

Kendaraan sejenis itu merupakan kendaraan berat yang boros bahan bakar, sehingga banyak debu yang dihasilkan.

“Kendaraan berat itu jumlahnya cukup banyak, mobilitasnya tinggi, serta boros bahan bakar. Jadi, debu yang dihasilkan juga banyak,” ujarnya.

Baca juga: Jakarta Polusi Udara, Staycation ke 5 Hotel Murah Bali Rp 100 Ribuan Berfasilitas Kolam Renang

Adapun sepeda motor menyumbang polutan jenis CO.

“Sepeda motor jumlahnya enggak kalah banyak. Untuk itu harus benar-benar dikendalikan emisinya,” kata dia.

Jika EURO4 sudah diimplementasikan secara baik, pasti emisi yang dihasilkan oleh kendaraan umum dan pribadi akan berkurang.

“EURO4 itu terkait dengan teknologi kendaraan dan bahan bakar yang digunakan. Jadi harus support. Jangan mesinnya EURO4, tapi bahan bakarnya biasa,” ucapnya.

Kedua, kata dia, pengurangan emisi bisa dilakukan dengan menerapkan stimulus untuk kepemilikan kendaraan listrik (EV) guna menggantikan kendaraan berbahan bakar minyak. 

“Selanjutnya, perlu disiapkan infrastruktur pendukungnya seperti SPKLU dan lain sebagainya,” kata Puji.

Puji menyarankan agar dilakukan kajian mendalam sehingga nantinya masyarakat luas bisa menggunakan EV untuk mengurangi polusi udara. 

Solusi ketiga, yakni penggunaan bahan bakar gas alam terkompresi (Compressed natural gas/CNG) pada semua kendaraan bus dan truk.

Keempat, kata Puji, pemerintah bisa menerapkan solusi scrapping system yaitu memusnahkan kendaraan yang melebihi batas usia pakai yang ditetapkan.

“Sejumlah solusi tersebut, juga bisa dikombinasikan dengan langkah-langkah manajemen transportasi, seperti road pricing electronic serta penilangan jika ada pelanggaran standar emisi,” katanya.

Deret solusi tersebut, merupakan hasil penyempurnaan penelitian sebelumnya. Saat ini, diakui Puji memang terdapat sejumlah masalah pada sektor transportasi yang mengakibatkan tingginya polusi di Jakarta. (*)

“Perlu ada implementasi kebijakan agar dapat secara efektif dan simultan mengurangi tingkat polusi di Jakarta,” pungkas dia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini