Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kanker serviks dapat dicegah melalui vaksinasi, skrining atau deteksi dini, dan pengobatan yang tepat.
Karenanya, Kementerian Kesehatan pun mulai gunakan tes HPV DNA.
Hal ini diungkapkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes.
Pemaparan ini disampaikan pada lokakarya Asia Pacific Women's Cancer Coalition (APAC WCC) dan United Nations Population Fund (UNFPA) bekerja sama dengan Roche, UNFPA, dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Oleh karena itu, Kemenkes saat ini mulai menggunakan tes HPV DNA sebagai alat skrining kanker.
"Mulai tahun ini Kemenkes mulai menggunakan tes HPV DNA sebagai alat skrining kanker serviks di provinsi DKI Jakarta," ungkapnya di bilangan Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Tes HPV DNA Genotyping adalah prosedur tes berbasis molekular yang bertujuan mencari atau mengetahui adanya tanda-tanda infeksi HPV.
Lebih lanjut, dr Eva mengatakan tes HPV DNA ini akan diperkenalkan pada daerah lain.
"Dan akan diperkenalkan (tes HPV DNA) di 16 provinsi di Indonesia mulai tahun depan," kata dr Eva lagi.
Dr Eva menjelaskan jika berdasarkan penilaian teknologi kesehatan mengatakan bahwa penerapan tes HPV DNA bersama dengan IVA (co-testing) lebih hemat biaya.
"Selain itu, sensitivitas tes HPV DNA yang tinggi juga lebih baik untuk skrining kanker serviks dan selaras dengan pedoman WHO," kata dr Eva lagi.
Ia pun menyampaikan jika dengan skrining dan tindak lanjut yang sesuai, kanker serviks dan kanker payudara dapat dicegah.
Atau, dilakukan dideteksi secara dini, sehingga dapat meningkatkan kelangsungan hidup bagi pasien.
Sejalan dengan upaya kami dalam mengurangi beban penyakit ini, penerapan inovasi sangat penting untuk menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas layanan.