TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengambil slogan 'Jagoan Harus Percaya Diri,' panggung Festival Ksatria 2.0 – Kstaria Tari Indonesia (KTI) disambut gegap gempita oleh para spektator yang memadati gedung Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini Jakarta, Rabu malam (6/12/2023).
Gedung pertunjukan berkapasitas 1200 tempat duduk itu penuh sesak. Bergemuruh oleh suara musik ditingkah histeria para penonton menyambut panggung inspirasi yang menghadirkan idola para generasi prestatif, kreatif, dan kompetitif.
Harmonisasi dan perpadanan antara tata panggung, musik dan kemasan acara yang atraktif, Panggung Festival Ksatria 2.0 – Kstaria Tari Indonesia (KTI) menampilkan para jagonya penari yang merepresentasikan Indonesia Raya.
Lima peserta grup tari terbaik Festival Ksatria 2.0 – Kstaria Tari Indonesia (KTI) tampil memukau pada malam grand final ini.
Mereka adalah grup tari Cecakal Dance Studio (Yogyakarta), EOU (Pontianak), Sesingidan Puspowarno (Bantul), Diamond Art Performance (Lumajang), dan Makuta (Gorontalo).
“Kami mengajak generasi muda agar memperkuat jati diri bangsa dengan sebuah karya seni yang berpijak dari kearifan lokal Indonesia. KTI dikemas kekinian untuk tujuan pemajuan kebudayaan,” terang Direktur Perfilman, Musik dan Media Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud Ristek RI, Ahmad Mahendra, S.Sos, dalam sambutannya secara tertulis.
Festival Ksatria 2.0 – Kstaria Tari Indonesia (KTI) diselenggarakan oleh Yayasan Swargaloka. Didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI.
Ajang Kstaria Tari Indonesia (KTI) ini telah melalui proses, sejak tahapan penilaian (kurasi), tanggal 16 - 21 Oktober 2023, pelatihan (workshop) tanggal 4 - 5 Desember 2023, hingga babak grand final yang berlangsung di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini Jakarta.
Indonesia Mencari Bakat
Ajang pencarian bakat di televisi ternyata memiliki implikasi intensif terhadap grup tari Ksatria dari Swargaloka Art. Grup tari Juara 1 Indonesia Mencari Bakat (IMB) Trans TV ini terus beringsut membangun eksistensi dalam kepenarian dan penciptaan seni.
Seiring jejak waktu mereka kembali hadir dalam karya kolektif bertajuk, “Festival Ksatria 2.0 – Kstaria Tari Indonesia (KTI).” Untuk kali ini mereka bukan sebagai peserta, melainkan penyelenggara.
Kstaria Tari Indonesia (KTI)” bermula diinisiasi oleh Ksatria IMB yang beranggotakan 5 penari, yaitu; Bathara Saverigadi Dewandoro, Bathari Putri Surya Dewi, Chikal Mutriara Diar, Denta Sepdwiansyah Pinandito, dan Afrilia Mustika Sari .
Para inisiator ini kemudian bertindak sebagai Kurator; Juri Seleksi pada perhelatan Festival Ksatria Tari Indonesia (KTI). Komposisi juri seleksi ini kemudian dilengkapi kurator Drs. Suryandoro (Founder Yayasan Swargaloka).
Di malam grand final ini para finalis dinilai oleh juri profesional dan voters untuk menetapkan peraih penghargaan berdasarkan kategori; Visioner Leader, Busana Terbaik, Musik Terbaik, Dramaturgi Terbaik, dan Tim Kerja terbaik. Winner Ksatria Tari Indonesia 2023 berhak memboyong Piala Mendikbudristek RI.
Bertindak sebagai Juri Final, adalah para seniman potensial di bidangnya, yang terdiri dari Edi Irawan, S.Sn.,M.M, Sofura Maulida (Ufa Sofura), Siko Setyanto, dan Dwi Nusa Aji Winarno, S.Sn (Pemenang Ksatria Tari Indonesia 2022), dan Funky Papua.