Sebab, bocah 10 tahun itu disebut-sebut kerap datang ke Kantor Kelurahan.
Ia menyebut K merupakan anak yang ceria dan mudah bergaul.
"Semua kenal dia, pak Lurah, Bhabinkamtibmas, Babinsa kenal. Karena memang Awan itu sering di kantor Kelurahan, jadi semua kenal dia. Anaknya enggak bandel," ujar Sudiono, Kamis (14/12/2023), dikutip dari TribunJakarta.
Kini, jenazah K diserahkan ke pihak kelaurga setelah proses autopsi memastikan penyebab kematian rampung dilakukan tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Dalam penyerahan jenazah di RS Polri Kramat Jati ini pihak keluarga korban yang masih berduka diwakili sejumlah pengurus RT setempat.
"Ibu korban di rumah. Sudah didampingi (psikologisnya) oleh ibu-ibu lain. Untuk korban ini anak ketiga dari empat bersaudara," kata Sudiono.
Rencananya setelah penyerahan jenazah korban akan dibawa ke rumah untuk dilakukan Salat Jenazah, lalu dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur, Jakarta Barat.
Lokasi pemakaman korban di TPU Tegal Alur ini sesuai dengan permintaan pihak keluarga besar yang tidak bisa datang langsung ke RS Polri Kramat Jati karena terkendala biaya dan masih berduka.
"Tadinya jenazah mau dimandikan di rumah. Cuma karena katanya kalau selesai autopsi itu sudah langsung dimandikan jadi di rumah nanti disalatkan saja, baru dibawa ke TPU," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, video detik-detik Usman menampar, memukul hingga membanting K viral di media sosial.
Akibat penganiayaan tersebut, K dinyatakan meninggal dunia.
Rupanya, Usman nekat melakukan hal tersebut lantaran kesal terhadap K usai tak sengaja menabrak anak lainnya.
Sebagian artikel ini tekah tayang di TribunJakarta dengan judul Ketua RT Bongkar Sosok Usman yang Banting Anak hingga Tewas, Ungkap Kejadian dengan Tetangga dan Keluarga Masih Berduka, Jenazah Anak yang Dibanting Ayah Hingga Tewas Diserahkan ke Pengurus RT
(Tribunnews.com/Linda) (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino/Bima Putra)