Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa hari terakhir, kasus perundungan yang menimpa siswa Binus School Serpong sedang ramai menjadi bahan perbincangan di media sosial.
Berbagai spekulasi mengenai kejadian pun bergulir di publik.
Baca juga: Ramai Kasus Bully Siswa di Binus Serpong, Vincent Rompies Tak Tahu Anaknya Banyak Dapat Dukungan
Menanggapi hal tersebut, Haris Suhendar, selaku Hubungan Masyarakat Binus School Education, menghargai adanya simpati publik yang begitu tinggi pada insiden kekerasan terhadap siswa Binus School Serpong.
"Kejadian ini sangat berat bagi korban dan orangtua korban, dan tentunya juga membawa keprihatinan yang mendalam dari seluruh komunitas sekolah. Doa dan dukungan kami terus tertuju untuk korban dan keluarga," kata Haris dalam keterangan tertulis, Jumat (23/2/2024).
Pihak sekolah menegaskan bahwa mereka menerapkan Zero Tolerance Policy terhadap tindakan kekerasan baik secara fisik, psikis maupun emosional.
Baca juga: Jawaban Vincent Rompies Disinggung Motif Anaknya Diduga Lakukan Bullying, Sebut Status Masih Saksi
Haris juga menekankan bahwa Binus School mengecam segala bentuk kekerasan baik di dalam maupun luar sekolah, yang bertentangan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi di lingkungan sekolah.
Selain itu, Binus School Serpong juga menyampaikan fakta-fakta utama terkait insiden tersebut, sebagai berikut:
Insiden kekerasan yang dialami oleh siswa kami dilakukan oleh sejumlah siswa lainnya, yang terjadi di luar lingkungan sekolah dan di luar jam sekolah.
Setelah mengetahui insiden tersebut, pihak sekolah melakukan investigasi secara intensif.
Seluruh siswa yang terbukti melakukan tindakan kekerasan sudah tidak menjadi bagian dari komunitas Binus School.
Sejumlah siswa lain yang turut menyaksikan kejadian tersebut tanpa melakukan tindakan pencegahan maupun pertolongan juga telah mendapatkan sanksi disiplin keras.
Mengingat insiden ini telah berada di ranah hukum, pihaknya berkomitmen untuk kooperatif membantu segala proses investigasi dari pihak berwajib.
"Menyadari bahwa insiden ini melibatkan anak-anak di bawah umur, kami memohon pengertian dari seluruh publik terhadap posisi sekolah untuk tidak dapat membagikan detail terkait privasi baik korban maupun semua yang terlibat dalam insiden ini," ucapnya.
Dalam menghadapi insiden seperti ini, pihak sekolah memprioritaskan perhatian dan segala upaya untuk mendukung pemulihan korban secara fisik, psikis maupun emosional, serta seluruh murid sekolah yang ikut terdampak.
“Sekali lagi kami menekankan bahwa tidak ada alasan yang membenarkan segala bentuk kekerasan," tuturnya.
Fokus utama sekolah saat ini adalah untuk memberikan dukungan dan pendampingan yang dibutuhkan oleh korban dan keluarga.
“Sebagai Home for Learning, kami berkomitmen untuk terus menjaga lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi seluruh murid kami sehingga dapat tumbuh bersama menjadi individu yang lebih baik," kata Haris.