“Jadi awalnya ini, korban wanita ini kenal dengan si tersangka ini karena berkawan. Mereka sering bertemu di tempat hiburan malam,” kata Luhtfi kepada TribunnewsBogor.com.
Usai sering bertemu di THM, Dimas pun kerap meminta nomor telepon perempuan yang akhirnya terjerembab prostitusi online bersamanya.
“Akhirnya tersangka ini menawarkan kepada korban. Mau gak kerja katanya kerja kencan Short Time (ST) dan Long Time (LT) Lalu ditanya korban. Berapa tarifnya? Ada yang Rp 5 juta sampai Rp 15 juta kata si pelaku,” tambahnya.
Perempuan yang dijual Dimas akhirnya mengiyakan hal itu lantaran terpepet masalah ekonomi.
“Dari keseluruhan korban ini kami lakukan pemeriksaan yang mana melakukan hal seperti ini karena motif ekonomi untuk menenuhi gaya hidup dan kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.
Dimas pun langsung menyebar foto para perempuan yang hendak dijualnya itu.
“Setelah oke. Nanti pelaku minta foto korban untuk disimpan digalerinya dia. Ketika nanti ada konsumen meminta foto, baru dikirimkan,” ungkapnya.
Tarif PSK yang Ditawarkan
Dimas menawarkan perempuan yang melayanyi pria hidung belang melalui WhatsApp.
Wanita PSK yang ditawarkan oleh Dimas itu memiliki tarif yang berbeda.
Ia melakukan hal ini sejak tahun 2019-2024.
“Nah ini modusnya ada minuman cantik atau minum-minum cantik. itu tarif Rp 1 juta. Tarif Rp 1 juta ini pelaku mendapatkan Rp 300-500 ribu," kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso.
Kemudian ada tarif kencan singkay atau shorttime Rp 3-15 juta rupiah.
"Dari tarif shorttime ini pelaku mendapatkan Rp 1-5 juta rupiah. Kemudian LT Rp 10-30 juta. Dimana mucikari mendapatkan Rp 5-10 juta rupiah,” jelas Bismo