"Berdasarkan CCTV, naik ke tangga darurat untuk ke rooftop apartemen. Kemudian 16.13 WIB, para korban terjatuh bersamaan di depan lobby apartemen," kata Kapolsek Metro Penjaringan, Kompol Agus Ady Wijaya.
Keempat korban melompat dengan kondisi tangan saling terikat satu sama lain.
Agus menjelaskan, sang ayah mengikat tangannya dengan anak perempuan.
Sementara sang ibu mengikat tangannya ke anak laki-laki.
Setelah saling mengikat, mereka melompat dari atap apartemen dan terjatuh di halaman parkir outdoor depan lobby apartemen.
"Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA dan JL terikat tangannyadengan tali yang sama."
"AEL terikat tali yang sama dengan JW, ikatan tali tersebut mengikat," tutur Agus.
Baca juga: Komunikasi Terakhir Keluarga Lompat dari Apartemen Penjaringan Terungkap, Fakta Baru Muncul
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan mengakhiri hidup.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan mengakhiri hidup, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan mengakhiri hidup.
Kontak bantuan
Mengakhiri hidup bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling,
Anda bisa klik link berikut >> LINK
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kasus Satu Keluarga Tewas di Apartemen Penjaringan, Sang Ibu Sempat Berdoa Sebelum Terjun Bebas
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)