Selain itu, Gidion juga menemukan pengakuan fakta, satu keluarga tersebut telah dua tahun tidak berkomunikasi dengan keluarga besar.
"Ini sudah nggak komunikasi ya ngga komunikasi lama sudah ada 2 tahun nggak komunikasi dengan keluarganya," jelasnya.
Satu keluarga tersebut, diketahui sempat pindah ke Solo, Jawa Tengah sebelum akhirnya tewas di apartemen tersebut.
Ditemukan fakta lainnya lagi, dua anaknya juga sudah tidak bersekolah sejak satu tahun lalu.
"Yang ada ada tracing lokasi ya dia ada di Solo tetapi tempatnya di mana kita juga nggak dapat informasi."
"Bahkan si anak kan sudah tidak terdaftar di apa terdaftar di sekolah dan juga sudah tidak melanjutkan. Satu tahun nggak sekolah. Dua-duanya," terang Gidion.
Sang Istri Sempat Sembahyang
Polisi juga menyebut, AIL (52), istri satu keluarga yang tewas melompat dari apartemen itu sempat sembahyang di rumah ibadah sebelum melakukan aksinya.
Hal ini diketahui berdasarkan kesaksian penjaga tempat ibadah yang terletak di rooftop apartemen tersebut bernama Akong.
"Sembahyang dilihat. Cuma (penjaga) nggak nyangka dia kalau selesai ibadah bakal loncat," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Siagian kepada wartawan, Senin (18/3/2024).
Sementara itu, sang suami berinisial EA (51) serta dua anaknya JWA (13) dan JL (16) menunggu di taman sekitar tempat ibadah saat menunggu sang istri sembahyang.
"Duduk di kursi, itu. Pas tangga itu kan kursi coklat tuh, kanan taman kiri tempat ibadah kan. Bapak sama anaknya tunggu di situ.," bebernya.
Kemudian, sebelum sampai ke apartemen, satu keluarga tersebut juga meminta diantar sopir taksi online ke tempat makan.
Sopir taksi online yang menganter mengaku, tidak ada perilaku yang aneh dari EA dan keluarganya, karena bersikap seperti umumnya penumpang.
"Nggak ada bahasa yang menunjukkan dia kalo mau bunuh diri gitu. Bahasanya cuma antar saya ke sini, antar saya ke apartemen ini," jelasnya.