TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengklaim sudah mengantisipasi banjir.
Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI misalnya rutin mengeruk saluran air hingga waduk.
Pengerukan dilakukan guna mengangkat sedimen sehingga kapasitas saluran tetap optimal dalam menampung air guna meminimalkan terjadinya genangan saat musim hujan.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Besok, 24 Maret 2024: DKI Jakarta Berpotensi Hujan, Kilat dan Angin Kencang
“Prinsipnya kami selalu standby dan meningkatkan koordinasi dengan seluruh pihak, seperti BPBD, para wali kota, camat, lurah, hingga RT/RW, serta stakeholder lainnya untuk mempercepat penangan banjir dan meminimalkan risiko yang terjadi,” ucap Plt Kepala Dinas SDA DKI Ika Agustin Ningrum, Sabtu (23/3/2024).
Berdasarkan data hingga 25 Maret 2024, Dinas SDA DKI telah menyiapkan 580 unit pompa stasione, 557 unit pompa mobile, dan 845 pintu air yang tersebar di berbagai lokasi strategis.
Juga ada 254 unit alat berat, 460 unit dump truk, dan 4.225 personel pasukan biru yang siap siaga menghadapi dampak musim hujan.
“Kami juga menjaga kualitas operasional dengan melakukan perawatan rutin pada pompa-pompa tersebut,” ujarnya.
Meski demikian, genangan di sebagian wilayah Jakarta masih tak terhindarkan imbas hujan deras yang mengguyur pada Jumat (22/3/2024) dini hari kemarin.
Seperti curah hujan ekstrem terjadi di Semanan, Jakarta Barat dengan intensitas 212 mm/hari dan Pompa Tanjungan, Jakarta Utara dengan intensitas 208 mm/hari.
Baca juga: Tanggap Darurat Bencana Longsor dan Banjir di Pesisir Selatan Diperpanjang Hingga 4 April 2024
Padahal, infrastruktur pengendalian banjir di Jakarta dirancang untuk menanggulangi curah hujan dengan batas 150 mm/hari untuk infrastruktur makro dan 100 mm/hari untuk infrastruktur mikro.
Ika pun menegaskan bahwa pihaknya melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir genangan yang terjadi.
“Berbagai cara kami upayakan dan sinergikan untuk mengantisipasi dan meminimalkan genangan yang terjadi,” tuturnya. (Dionisius Arya Bima Suci).