"Tapi pas sampai sana, saya dijemput sama pelaku bukan balik ke DPD untuk urusan pekerjaan, saya malah dibawa kabur ke rumahnya," papar W.
Setelah sampai di rumah pelaku, W mengaku di sanalah ia dirudapaksa oleh Norman.
Padahal, saat itu, W mengatakan, masih dalam kondisi menstruasi.
Setelah melakukan aksinya tersebut, Norman kemudian mengunci W di dalam kamar hingga pagi.
Di dalam kamar, W melihat seperti ada kamera yang terpasang dan diduga untuk mengancam W agar tak melaporkan kejadian itu.
"Saya mau coba kabur lewat jendela tapi diteralis besi, saya minta tolong lepasin tapi gak dibukain pintunya," kata dia.
Hingga berita ini terbit, Norman belum memberikan respons saat dimintai konfimasi oleh awak media.
Kesaksian Kader PSI
Salah satu kader PSI berinisial ML mengaku, beberapa kali sempat mendengar gosip tentang Norman yang melakukan pelecehan.
Namun, ia mengaku tidak mengetahui secara persis seperti apa ceritanya, karena memang tidak mencari tahu secara detail.
"Kalau saya tahu ada salah satu bekas kader PSI inisialnya SLN itu katanya pernah dilecehkan di dalam mobil sama si NL," ungkapnya, Rabu.
Mengenai kasus yang menjerat Norman, ML berharap masalah partainya bisa segera diselesaikan.
"Iya memang kalau saya lihat, ketua yang sekarang ini diktator, semua harus kemauan dia. Ketua-ketuanya pun orang-orangnya dia, enggak setuju sama dia itu di depak dari kepengurusan," imbuhnya.
Nasib Norman usai Lakukan Pelecehan
Diketahui, Norman, selaku terduga telah mengundurkan diri sejak Selasa (26/3/2024) lalu, ketika kasus tersebut mencuat.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI DKI Jakarta, Elva Farhi Qolbina mengatakan, pihaknya dengan tegas menyatakan sikap terkait dugaan kasus kekerasan seksual yang melibatkan mantan Ketua DPD PSI Jakarta Barat.