Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto menyoroti adanya fenomena baru di kalangan pemuda Jakarta selain sahur on the road (SOTR) yang berpeluang menimbulkan tawuran.
Karyoto mengatakan fenomena baru itu yakni buka on the road dengan berdalih membagi-bagikan takjil menjelang berbuka puasa.
"Upaya-upaya kami juga untuk membuat Jakarta lebih aman, fenomena tawuran, sahur on the road sudah bisa kita tekan (kini) berubah menjadi buka on the road," kata Karyoto kepada wartawan, Senin (1/4/2024).
Sama dengan SOTR, para remaja yang melakukan buka on the road juga membawa atribut-atribut seperti bendera untuk menjadi identitas mereka sambil melakukan konvoi.
Untuk itu, Karyoto mengatakan pihaknya akan melakukan patroli skala sedang untuk mengantisipasi adanya hal tersebut.
"Ini kami akan upayakan patroli skala sedang untuk mengetahui secara langsung on the spot dan kalau bisa mengamankan mereka jima mereka betul-betul punya niat untuk tawuran akan kami tindak tegas," ungkapnya.
Baca juga: Dalih Bagikan Takjil, 49 Remaja di Kemayoran Ditangkap Polisi Usai Konvoi Berujung Tawuran
Selain itu, Karyoto mengatakan pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan memberikan rekomendasi agar mencabut keuntungan dalam pendidikan.
"Ini mudah-mudahan didengar oleh adek-adek kita, Orang tua kita sehingga pengawasannya betul-betul lebih melekat kepada anak-anaknya. Apalagi kalau betul-betuo pidana sudah pasti catatan kepolisian akan tidak memberikan rekomendasi yang baik," jelasnya.
Sebelumnya, Polisi menangkap 49 remaja buntut melakukan konvoi berdalih membagikan takjil di Jalan Dakota Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (29/3/2024) lalu.
Wakapolsek Kemayoran AKP Suparno mengatakan para remaja tersebut malah mencari lawan untuk tawuran.
"Mengamankan remaja putra dan putri yang sedang konvoi berdalih membagikan takjil namun malah mencari lawan untuk tawuran dengan kelompok lain," kata Suparno dalam keterangannya, Senin (1/4/2024).
Adapun dalam menjalankan konvoi tersebut, para remaja itu mengatasnamakan alumni SMP 179, Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Masyarakat selalu mengeluhkan dan khawatir apabila papasan di jalan raya, mereka selalu berteriak-teriak mencari lawan tawuran dan membuat onar serta membuat kemacetan dijalan raya sambil menyalakan petasan," ungkapnya.