TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang menunjukkan detik-detik seorang pria disabilitas dilarang pengemudi taksi pangkalan untuk naik taksi online, viral di media sosial.
Dalam keterangan di unggahan @jakartatimur24jam, Minggu (24/4/2024) lalu, menjelaskan seorang pengemudi taksi pangkalan atau offline menghalangi driver taksi online yang akan menjemput seorang penumpang disabilitas di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur.
Pengemudi taksi pangkalan meminta pengemudi disabilitas itu berjalan keluar dari terminal.
Dalam video yang beredar, tampak pria disabilitas itu sempat cekcok dengan pengemudi taksi pangakalan.
“Daihatsu Sigra Hitam yang datang, saat itu pria disabilitas hendak naik, namun driver taksi offline yang mengenakan baju putih langsung mendekati taksi online, menanyakan ingin kuncinya diambil atau terus melanjutkan perjalanan.”
“Akhirnya, taksi online tersebut pun memilih untuk melanjutkan perjalanan,” ujar seorang saksi melalui keterangan di unggahan.
Pengelola Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur buka suara terkait peristiwa yang terjadi pada Sabtu (20/4/2024) lalu.
Kepala Terminal Kampung Rambutan, Yulza Ramadhoni, mengatakan bakal melakukan evaluasi meliputi penataan perpindahan moda transportasi bagi penumpang bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) yang baru tiba.
Khususnya moda transportasi taksi offline dan taksi online yang menjadi pilihan penumpang bus AKAP untuk melanjutkan perjalanan dari Terminal Kampung Rambutan menuju rumahnya.
"Karena sampai saat ini opini yang berkembang di taksi online ketika mau menjemput penumpang takut terjadi perselisihan dengan taksi offline," kata Yulza, Selasa (23/4/2024), dikutip dari TribunJakarta.com.
Terminal Kampung Rambutan menyatakan baik sopir taksi offline dan online dapat mengantarkan penumpang ke area keberangkatan, serta menjemput di area kedatangan bus AKAP.
Baca juga: Kepepet Biaya Menikahi Pacarnya, Motif Sopir Taksi Online Peras Rp 100 Juta ke Penumpang di Jakbar
Hanya saja belum ada titik penjemputan atau pick up dan titik drop off khusus untuk penumpang taksi online, sehingga dalam beberapa kasus terjadi perselisihan dengan taksi offline.
Pihaknya hingga kini mengaku masih perlu melakukan pembahasan lebih lanjut dengan berbagai pihak untuk dapat menentukan adanya titik pick up dan drop off penumpang online.
"Kami masih koordinasi lebih lanjut untuk pelayanan titik drop off atau pick up di area terminal agar penumpang nyaman. Karena memang mayoritas penumpang membawa barang banyak," ujarnya.