"Nadinya sudah berhenti dan mungkin tanda-tanda hilangnya nyawa," katanya.
Kini, kata Gidion, sudah ada 10 saksi yang telah diperiksa di mana mereka adalah sesama taruna di STIP.
"Sambil berjalan, kami juga sudah memeriksa 10 orang lebih untuk menceritakan peristiwa kejadiannya seperti apa," kata Gidion.
Ada Luka Lebam di Ulu Hati Korban
Dikutip dari Kompas.com, Gidion menuturkan bahwa ada luka lebam di ulu hati korban.
Dia menuturkan bahwa luka lebam itu bukan akibat dari pukulan benda tumpul.
"Ada luka lebam bekas kekerasan di bagian sekitar ulu hati. Bukan benda tumpul tapi luka tumpul," kata Gidion.
Namun, meski sudah diketahui ada luka lebam, Gidion menuturkan pihaknya belum bisa memastikan penyebab tewasnya korban.
Sehingga, dia menegaskan agar kepastian penyebab tewasnya P diketahui, maka jasad korban dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk keperluan visum.
Terpisah, Kepala RS Polri, Kramat Jati, Brigjen Hariyanto mengungkapkan bahwa pihaknya belum melakukan visum terhadap jasad P.
Dia mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu surat permintaan visum (SPV).
"Kami masih menunggu surat permintaan visum (SPV) tertulis dari penyidik sebagai prosedur baku pemeriksaan kami," ujar Hariyanto.
Dia menuturkan, jasad P tiba di RS Polri sekira pukul 17.23 WIB dan kini berada di ruangan Instalasi Forensik.
Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jakarte dengan judul "Terekam CCTV, Taruna STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior Sempat Dibopong dari Toilet ke Klinik"
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Abdi Ryandha Sakti)(Tribun Jakarta/Gerald Leonardo Agustino)(Kompas.com)