News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Taruna STIP Tewas Dianiaya

Tegar dan 12 Taruna STIP Jalani Pra-Rekonstruksi Kasus Penganiayaan, Diduga Pelaku Lebih dari Satu

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Putu Satria Ananta Rustika (19), mahasiswa atau taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Cilincing, Jakarta Utara, yang tewas di kampusnya Jumat (3/5/2024) pagi, diduga dianiaya oleh seniornya berinisial T (21).

TRIBUNNEWS.COM - Tegar Rafi Sanjaya (21) ditetapkan sebagai tersangka tunggal kasus penganiayaan yang mengakibatkan adik tarunanya di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Cilincing, Jakarta, tewas.

Korban yang bernama Putu Satria Ananta Rustika (19) dipukul sebanyak lima kali dan tewas pada Jumat (4/5/2024) pagi.

Tegar dan 12 taruna lain menjalani pra rekonstuksi yang digelar tertutup di gedung STIP pada Senin (6/5/2024) siang.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Hady Saputra Siagian, mengatakan belasan taruna yang mengikuti pra-rekonstruksi berstatus saksi lantaran berada di sekitar TKP.

Petugas kepolisian membawa mereka ke toilet yang menjadi lokasi penganiayaan.

Menurutnya, pra-rekonstruksi digelar untuk mengungkap kronologi kasus penganiayaan ini.

"Kita masih mendalami masing-masing orang perannya apa, kita masih mendalami," ungkapnya, Senin, dikutip dari TribunJakarta.com.

Setelah menjalani rekonstruksi, Tegar dan 12 taruna lain dibawa ke Mapolres Metro Jakarta Utara untuk proses pemeriksaan.

"Mereka sebagai saksi, untuk lebih jelasnya ini masih didalami, kita sampaikan nanti," tuturnya.

Sementara itu, kuasa hukum korban, Chitto Cumbhadrika, menyampaikan masih ada kemungkinan polisi menetapkan tersangka lain dalam kasus ini.

Ia berharap penyidik dapat mengungkap upaya taruna lain menutup kasus ini hingga keterlibatan para senior korban.

Baca juga: Ada Faktor Kecemburuan di Balik Kematian Taruna STIP? Keluarga Korban Singgung Soal Seleksi ke China

"Ini masih dilakukan pemeriksaan secara komprehensif, jadi belum bisa dikatakan pelaku hanya tunggal saja."

"Saat ini memang tunggal, tapi akan dilakukan lagi pemeriksaan lebih lanjut, bisa jadi atau mungkin lebih dari satu tersangka," bebernya, Senin.

Ibu Tegar Pingsan

Paman Tegar, Triyono, mengatakan ibu tersangka kecewa dengan aksi kekerasan yang mengakibatkan taruna tewas.

"Saat kejadian saya langsung hubungi ibunya (Sri). Lalu mengunjungi rumahnya."

"Kondisi ibunya seperti habis pingsan syok sepertinya," paparnya, Minggu (5/5/2024).

Baca juga: Pengawasan di STIP Dipertanyakan usai Taruna Tewas, Keluarga Korban Minta Kemenhub Turun Tangan

Setelah sadar, Ibu Tegar langsung melampiaskan kekecewaannya melalui sambungan telepon.

"Ya Allah Tegar tega sekali sama mama. Mama cari uang buat kamu bangun pagi, pulang malam. Kamu tega begitu sama mama," ucap Triyono menirukan perkataan Sri.

Pihak keluarga bahkan mengosongkan rumah yang terletak di Kampung Bulak, Jati Asih, Bekasi, Jawa Barat, karena masih syok dengan kejadian ini.

Pelaku Diduga Iri dengan Pencapaian Korban

Saat diperiksa, Tegar mengaku melakukan penganiayaan karena korban masih mengenakan seragam olahraga.

Pemukulan yang dilakukan bertujuan untuk memberikan hukuman kepada korban yang masih junior.

Namun, keluarga korban menduga ada motif lain dalam kasus ini.

Paman korban, Nyoman Budiarta, ikut mendampingi keluarga berangkat ke Jakarta untuk menjemput jenazah.

Baca juga: Mengingat Pesan Sekolah Ini Ditutup jika Terjadi Kekerasan usai Tewasnya Taruna di STIP Jakarta

Menurutnya, pelaku penganiayaan lebih dari satu orang lantaran senior korban juga ada di TKP.

“Mungkin banyak orang (pelaku). Masih ada pemeriksaan oleh kepolisian," ungkapnya, Sabtu (4/5/2024), dikutip dari TribunBali.com.

Nyoman Budiarta menyampaikan korban diberi kesempatan berangkat ke Tiongkok sehingga membuat seniornya iri hati.

“Informasi dari pembinanya, keponakan saya ini lolos mayoret dan akan dikirim ke China (Tiongkok)," terangnya.

Pihak keluarga berharap pelaku penganiayaan dihukum seberat-beratnya.

Ia juga meminta kepolisian mengusut kasus ini hingga tuntas.

“Hasil autopsi mungkin nanti diungkap di pengadilan. Kami menuntut keadilan, agar tidak ada yang ditutup-tutupi dari kasus ini. Tersangka bisa dihukum seberat-beratnya," tegasnya.

Jenazah sementara berada di RSUD Klungkung, Bali sembari menunggu prosesi upacara Ngaben pada Jumat (10/5/2024) mendatang.

Sebagian artikel telah tayang di TribunBali.com dengan judul Tangisan Pilu Sang Ibu di Peti Mati Putu Satria dan Muncul Dugaan Kecemburuan Senior dan TribunJakarta.com dengan judul Belasan Taruna STIP dan Tersangka Tegar Dihadirkan dalam pra-rekonstruksi Tewasnya Putu Satria

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo) (TribunBali.com/Eka Mita)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini