"Kalau bicara kejahatan dari sudut pandang pelaku, kita harus melihat background sebelumnya dari masa tumbuh kembang sampai dia melakukan suatu perbuatan menyimpang,” ucapnya.
Ia menuturkan secara teoritis tak mungkin seseorang melakukan kejahatan atau tindakan menyimpak apabila tak ada trauma di masa lalu.
“Bahasa awamnya itu tidak mungkin dia ujug-ujug, tiba-tiba melakukan kejahatan atau perbuatan menyimpang. Kalau dia terbiasa menerima kebaikan, enggak mungkin tiba-tiba dia jadi keji, kejam, sadis,” ujarnya.
“Karena perilaku kejadian itu berkembang dari diri seseorang karena ada pengalaman, peristiwa yang dia terima sebelumnya,” tambahnya menjelaskan.
Disebut Alami Gangguan Kejiwaan
Hasil pemeriksaan kejiwaan diketahui berbeda dengan penuturan tetangga Neneng.
Tetangga mengatakan Neneng mengalami gejala gangguan kejiwaan.
Nur Ali, Ketua RT tempat Neneng tinggal, menyatakan Neneng diduga mengalami gangguan kejiwaan.
"Kalau secara kasat mata iya (agak gangguan jiwa) tetapi kalau secara medis kita belum tahu karena itu keluarganya yang tahu," kata Ali saat ditemui di kediamannya, Kamis (23/5/2024).
Kendati warga sudah mengetahui Neneng mempunyai gangguan kejiwaan, selama ini Neneng tak pernah berbuat yang merugikan warga.
Baca juga: Soal Ibu Rekam Anak Bersetubuh, Identitas Pacar Dibongkar Polisi, Sopir Angkot yang Punya 2 Anak
"Ya selama ini biasa-biasa aja. Agak kurang memang, tapi enggak yang sampai parah," kata dia.
Warga lainnya juga menuturkan hal senada.
"Misalnya nih pas Idul Adha kan dia dikasih daging kurban, eh dagingnya malah mau dijual ke minimarket. Jadi warga sini emang udah pada tahu kalau dia kurang waras," ujar warga RT 01 yang enggan disebutkan namanya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Penjelasan Kriminolog Soal Beda Omongan Warga dan Hasil Tes soal Kejiwaan Ibu Rekam Anak Bersetubuh
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci/Elga Hikari Putra)