Laporan Wartawan Tribun Tangerang, Gilbert Sem Sandro
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Setelah dilakukan pencarian selama beberapa hari, Satreskrim Polresta Tangerang akhirnya berhasil membekuk Muhammad Dian Permana Angga (27), ketua panitia penyelenggara konser Lentera Festival 2024 di Lapangan Pasar Kemis, Minggu malam, yang berujung rusuh.
Muhammad Dian Permana Angga diduga kuat membawa kabur uang hasil penjualan tiket penonton yang seharusnya untuk membayar honor artis dan vendor panggung.
Penonton kecewa dan bertindak anarkis dengan melakukan aksi pembakaran panggung di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.
Kasatreskrim Polresta Tangerang, Kompol Arief N Yusuf mengatakan, Angga ditangkap di tempat persembunyiannya di Lebak, Banten.
Kapolsek Pasar Kemis Tangerang AKP Ucu Nuryandi mengatakan Muhammad Dian Permana Angga digerebek di rumahnya di kawasan Sukatani, Rajeg, Kabupaten Tangerang.
Namun, rumah tersebut sudah kosong dan yang bersangkutan sudah kabur bersama keluarga dan orang tuanya.
Saat dihubungi kemarin, Kompol Arief mengatakan Angga sedang dalam perjalanan dibawa tim Reserse Polres Tangerang menuju Mapolresta Tangerang.
"Belum nyampe, (pelaku) belum nyampe sebentar dulu ya," ujar Arief melalui panggilan telepon seluler, Rabu (26/6/2024).
Informasi penangkapan Mubammad Dian beredar di banyak media sosial sejak Rabu sore. Salah satunya diunggah oleh salah satu akun sosial media Instagram @infobalaraja.
Foto pelaku saat ditangkap terlihat mengenakan pakaian berwarna hitam dan tengah di dalam sebuah mobil.
Namun demikian, belum diketahui kronologi dan lokasi penangkapan terhadap pelaku tersebut dilakukan di mana.
Kapolsek Pasar Kemis, AKP Ucu Nuryandi mengatakan, pihaknya sudah memeriksa delapan orang yang merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan konser.
"Yang sudah diperiksa sampai sore hari ini dari pihak vendor ada 5 orang dan panitia penyelenggara ada 3 orang, jadi total 8 orang yang sudah kami periksa," ujar Ucu saat dikonfirmasi TribunTangerang.com, Senin (24/6/2024).
Ucu menjelaskan, terdapat tiga kasus yang tengah didalami oleh pihak kepolisian buntut kericuhan dari batalnya penyelenggaraan konser musik yang menghadirkan musisi asal Jawa tersebut.
Mulai dari kerugian yang dialami oleh vendor yang menhadirkan peralatan menggelar konser, kerugian penonton yang telah membeli tiket dan aksi pengerusakan yang dilakukan dalam melampiaskan bentuk kekecewaan.
Seluruh kasus yang masuk dalam satu permasalahan tersebut dilakukan penyelidikan secara bersamaan oleh pihak kepolisian.
"Jadi sambil proses penggelapan dana oleh panitia ini berjalan, penyelidikan untuk hal berikutnya juga berjalan, serta tim opsnal juga bergerak, jadi semua beriringan," kata dia.
"Kemudian bisa jadi ada potensi massa, warga ataupun penonton yang akan diamankan untuk kasus pengerusakan fasilitas saat konser batal dilaksanakan," sambungnya.
Ucu menegaskan, pihaknya tengah memburu dalang dari gagalnya penyelenggaraan festival musik tersebut.
Pasalnya, dana hasil penjualan tiket penonton untuk membayar artis serta perlengkapan konser diduga dibawa kabur oleh ketua panitia penyelenggara.
"Polisi sudah bergerak melakukan penyelidikan, karena tindakan ketua panitia seperti itu kan malah merepotkan acara yang telah berjalan, sehingga terjadi seperti ini," ucapnya.
"Artinya pihak kepolisian mencari pihak panitia agar meminta pertanggung jawaban mereka setelah konser ini ricuh dan seluruh penonton kecewa karena sudah membeli tiket masuk," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, kericuhan pecah dalam Konser Tangerang Lentera Festival 2024 (TNG Lanfest) yang diselenggarakan di Lapangan Sepakbola Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten.
Dalam peristiwa tersebut ratusan penonton yang hadir melampiaskan amarahnya dengan melempari panggung, merusak pagar pembatas, hingga membakar alat pengeras suara musik atau sound system.
Kericuhan tersebut bermula ketika Lentera Festival menggelar konser musik yang seharusnya dimulai sekira pukul 19.00 WIB.
Pintu masuk menuju area konser pun telah dibuka sejak sore hari hingga dipadati oleh ratusan penonton yang telah membelk tiket.
Namun demikian hingga pukul 19.15 WIB acara tersebut tidak kunjung dimulai. Area panggung nampak gelap dan sepi, tanpa ada kehadiran pembawa acara.
Penonton yang geram pun mulai menyerukan agar acara segera dimulai oleh panitia dengan teriakan-teriakan yang mengekspresikan rasa kecewa mereka.
Hingga 15 menit berlangsung tidak ada tanda-tanda panitia yang akan membuka acara konser, penonton pun kesal dengan melampiaskan kekecawaannya masing-masing hingga kericuhan tidak dapat terelakan.
Sampai sekira pukul 19.00 WIB hingga 19.30 WIB, situasi mulai tidak terkendali karena merasa kecewa kepada penyelanggara konser tersebut.
Aksi para penonton tersebut didasari kekecewaan lantaran masyarakat telah hadir dan membeli tiket masuk di atas harga sekira Rp 115.000.
Kekesalan masyarakat semakin menjadi ketika panitia penyelenggara tetap menjual tiket konser secara langsung atau offline di lokasi meskipun mengetahui acara bakal batal untuk diselenggarakan.
Situasi semakin malam, akhirnya situasi tidak dapat terkendali. Ratusan penonton yang hadir mulai melempar panggung sebagai bentuk kekecewaan.
Bahkan alat pengeras suara atau sound system berukuran besar turut serta menjadi sasaran amukan masyarakat hingga dibakar dan membuat api membumbung tinggi.
"Kalau sound system iya benar dibakar sama penonton, cuma enggak sampai melebar kemana-mana hanya di sound system itu saja," tuturnya.
"Justru panggungnya enggak diisi-isi sama orang, panitianya malah gak berani memunculkan diri pada saat pelaksanaannya, makanya penonton merasa kecewa dan marah," ungkap Ucu.
Pengakuan Manajer Guyon Waton Soal Gagal Tampil di Lentera Festival
Alwi, manajer grup musik Guyon Waton membenarkan bahwa pihak panitia gagal melunasi grup bandnya sampai hari pertunjukan.
“Sampai H-1 itu belum bisa melunasi administrasi Guyon Waton,” kata Alwi manajer Guyon Waton kepada awak media, Selasa (25/6/2024).
Pembayaran yang tertunda tersebut kemudian ikut dirasakan oleh NDX AKA, yang kemudian ketua panitia menghilang dan tidak bertanggungjawab.
“Ternyata tidak cuma kami yang belum dibayar, sodara kami NDX AKA juga belum dibayar lunas dan vendor soundsystem sama LED juga belum dibayar lunas sampai siang hari kami dapat konfirmasi,” tambah Alwi.
Menilai pihak promotor yang tidak bertanggungjawab membuat Guyon Waton memutuskan untuk tidak tampil di hadapan penonton.
Saat itu justru pihak kru Guyon Waton ikut terkena dampaknya dengan dilempari botol bekas minum saat merapikan peralatan musik di panggung.
Hampir semua kru Guyon Wayon kena amukan dari penonton yang kecewa akibat batalnya penampilan mereka.
“Dan saat kami naik ke panggung untuk mentakeout alat-alat band Guyon Waton dan NDX, kami di lempari botol-botol dan dituduh crew kami adalah panitianya.
Sampai pada akhirnya penonton sudah tidak bisa dikendalikan lagi,” ungkap Alwi. “Hampir semua crew Guyon Waton kena lemparan dari penonton,” tambah Alwi.
Beruntungnya peralatan panggung Guyon Waton masih bisa untuk diselamatkan sebelum akhirnya penonton tidak bisa dikendalikan lagi dan membakar panggung.
“Alhamdulillah untuk alat musik kami masih bisa terselamatkan,” tutup Alwi.