"Saya coba baca cuman (tulisannya) kurang jelas, mungkin pas nulis lagi gemetar atau bagaimana. Mungkin motif (pembunuhannya) ada di situ. Katanya dia menulis," tandasnya.
Dugaan sementara, pelaku menganiaya korban karena ingin bercerai.
"Katanya sudah mengurus berkas-berkas ke Pengadilan, tapi ditolak karena ada berkas yang kurang. Katanya biar dilengkapi dulu," bebernya.
Pelaku Berbaring di Kasur
Hendra mengatakan pasangan suami istri tersebut baru dua pekan mengontrak rumah di wilayah Cipinang, Pulogadung, Jakarta Timur.
Setelah korban tewas, pelaku menghubungi ayah kandung dan mengakui perbuatannya.
"Kata bapaknya (Andika) itu dia (pelaku) WhatsApp saya bilang saya (Andika) habis membunuh istri saya," ucapnya, Senin (1/7/2024), dikutip dari TribunJakarta.com.
Baca juga: Suami di Pulogadung Diduga KDRT Istri Berujung Maut, KAI Benarkan Pelaku Pegawainya
Setiba di rumah kontrakan, keluarga pelaku menutupi jasad korban dan melaporkan kasus ini ke Ketua RT hingga kepolisian.
"Ayahnya pelaku bilang pas lagi ada acara di Sentul dihubungi. Langsung datang ke sini sama empat orang anggota keluarganya. Langsung ayahnya lari-lari laporan ke Pak RT," bebernya.
Gelagat aneh pelaku terlihat saat keluarga datang ke rumah kontrakan dan menemukan jasad di dalamnya.
Pelaku membiarkan jasad tergeletak di lantai, sedangkan dirinya berbaring di atas kasur.
"Dia diam saja tidur, hanya di ranjang. Diam saja membiarkan jasad istrinya, yang menutupi jasad korban ayah pelaku," terangnya.
Pelaku tak melakukan perlawanan saat ditangkap petugas kepolisian.
Baca juga: Perempuan Remaja Bunuh Ayah Kandung di Duren Sawit, Kak Seto Keluhkan Sistem Pendidikan
"Pas diamankan di kontrakan sempat ditanya-tanya sama polisi. Dia menjawab sekedarnya saja, ditanya menjawab. Katanya memukul istrinya dua kali sampai muntah darah," lanjutnya.
Hendra menambahkan, pelaku merupakan pegawai KAI, sedangkan korban Ibu Rumah Tangga (IRT).