TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- RSKT alias Profesor alias Koko (60) membentuk komplotan pencuri yang menyasar lanjut usia (lansia) yang hendak menarik atau menabung uang ke bank.
Koko beraksi bersama tiga rekannya, yakni AS alias Duren alias Budi Gunawan (48), SA alias Dewi alias Lina (57), A alias Jojon (46). Penipuan tersebut terjadi di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
“(Empat tersangka) yang pertama ada AS alias Duren, SA alias Dewi, RSKT alias Profesor, dan A alias Jojon,” ujar Kapolsek Kelapa Gading Kompol Maulana Mukarom dalam jumpa pers, Selasa (3/9/2024).
Baca juga: Penipuan Rp 1 Miliar Modus Bisnis Investasi Ayam Potong Terjadi di Depok, Pelaku Buron
“Untuk ketua kelompok yang disebut Profesor, adalah Raden Suryo. Ini adalah ketua kelompok sindikat penipuan dan penggelapan,” kata dia lagi.
Tersangka AS alias Duren alias Budi Gunawan berperan sebagai karyawan bank dan menggunakan ID Card bank. Pelaku SA alias Dewi alias Lina berperan mengajak korban untuk membantu orang asing dan menukarkan uangnya.
“Tersangka Profesor yang mengaku sebagai orang asing atau orang Singapura. Pelaku Jojon yang menjadi sopir dan membawa mobil dengan plat nomor palsu,” ungkap Maulana.
Adapun tersangka yang berjumlah empat orang dengan menggunakan satu unit mobil berplat palsu ini mencari korban yang tengah berada di sekitar bank.
Salah satu tersangka yang berpura-pura sebagai orang asing menemui korban dan mengaku sebagai pengusaha asal Singapura yang hendak menyumbangkan uang dolar ke sebuah yayasan.
“Kemudian tersangka perempuan berpura-pura mengetahui alamat yayasan tersebut dan mengajak korban untuk membantunya. Namun dolarnya harus ditukar rupiah,” ujar Maulana.
“Kemudian di jalan bertemu dengan tersangka lainnya yang mengaku sebagai pegawai bank yang mengecek keaslian uang dolar tersebut dan menjelaskan nilai tukar ke rupiah per dolar adalah Rp 12.000 di depan korban,” lanjut dia.
Baca juga: Waspada! Beredar Modus Penipuan Mengatasnamakan Irjen Kemenkes dengan Nomor Palsu
Setelah mendapatkan persetujuan, tersangka pelaku perempuan berpura-pura menukar uang rupiah dengan dolar agar korban percaya.
“Korban percaya dan diantar mengambil uang dan emasnya kemudian ditukar dengan dolar tersebut yang ternyata bukan dolar Singapura, tapi uang negara lain yang nilai tukarnya kecil,” pungkas Maulana.