Karena itu, berbagai kebijakan dan program perlu terus difokuskan pada Satuan Pendidikan atau Sekolah Ramah Anak (SRA).
“Kemen PPPA mendesak seluruh pihak, khususnya orang tua dan lingkungan pendidikan, untuk memberikan perhatian yang lebih dalam upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak. Setiap anak berhak mendapatkan lingkungan yang aman dan kondusif untuk belajar dan berkembang," kata Nahar.
Saat masyarakat melihat tindak kekerasan yang menimpa perempuan dan anak, dapat melapor melalui hotline Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 atau WhatsApp 08-111-129-129. Tim layanan SAPA 129 akan terus berkoordinasi dengan UPPA Polres Jakarta Selatan untuk memantau proses kasus Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus (AMPK) dan memastikan AMPK mendapatkan hak-haknya sesuai kebutuhan, serta mengawal proses hukum.
Sebelumnya dikutip dari Tribunnews.com, pengakuan siswa berinisial RE yang diduga mengalami bullying ramai di media sosial.
Polisi turun tangan menangani kasus yang viral di media sosial tersebut.
Dari hasil visum yang dilakukan pihak polisi justru bertentangan dengan pengakuan korban yang menyebut jika dirinya mengalami rahang bengkok hingga gigi hampir copot saat memberi keterangan di sebuah acara podcast.
Kuasa hukum RE, Sunan Kalijaga mengatakan peristiwa bullying itu terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pelecehan, penghinaan hingga penganiayaan pada akhir Januari 2024 lalu.
Pihak kepolisian sudah mencoba melakukan mediasi dari pihak korban maupun terlapor atas kasus ini.
Namun, tidak mendapatkan kesepakatan dan akhirnya kasus itu pun naik ke tingkat penyidikan.
Menanggapi ramainya kasus tersebut, pihak BINUS School Simprug dengan tegas membantah adanya perundungan maupun pelecehan seksual yang menimpa siswa mereka saat jam sekolah.
“Berdasarkan CCTV yang ada, disana kami lihat tidak ada pengeroyokan, tidak ada bullying, tidak ada pelecehan seksual,” ujar Otto Hasibuan selaku tim kuasa hukum Binus dalam konferensi pers di SMA Binus Simprug pada Sabtu (14/9/2024).
Diketahui tim manajemen dan penasihat hukum Binus telah melakukan pengecekan rekaman CCTV tanggal 30 hingga 31 Januari 2024, serta rekaman video dari salah satu siswa yang ada saat kejadian.