Paula juga menyampaikan bahwa pihak kampus menyerahkan semua proses penyelidikan kepada pihak kepolisian hingga tuntas.
"Kasus ini tidak lagi sepenuhnya ditangani oleh Untar sendiri, tapi kami bekerja sama juga dengan kepolisian setempat, yang pada akhirnya, kasus kalau yang terkait dengan hal-hal detail, alasannya dan sebagainya itu mengapa, itu sudah juga kami serahkan kepada kepolisian," kata Paula.
Polisi Masih Dalami Motif Korban Akhiri Hidup
Hingga saat ini pihak kepolisian juga masih terus melakukan penyelidikan, termasuk soal motif korban mengakhiri hidup.
"Untuk motif-motif terkait masalah skripsi atau apa pun itu kami belum bisa memastikan," ucap Kapolsek Grogol Petamburan, Kompol Reza Hafiz Gumilang, Senin, dikutip dari Wartakotalive.com.
"Jadi kami mohon waktu, hari ini rencana kami akan meminta keterangan dari pihak kampus maupun dari teman-teman korban sendiri," imbuhnya.
Sebagai informasi, polisi diketahui sudah memeriksa dua orang saksi yang terkait peristiwa ini, yakni sekuriti dan cleaning service.
Selain itu, pihak kepolisian juga menelusuri dugaan bullying terhadap mahasiswi Untar tersebut.
"Kami masih membuka semua kemungkinan, termasuk buli juga," kata Reza.
"Makanya itu kami akan mencoba untuk lebih mendalami lagi pada hari ini kepada teman-teman maupun pihak kampus," katanya.
Polisi Temukan Catatan Kecil Berisi Curhatan Korban E
Reza juga memastikan tidak ada barang bawaan mencurigakan yang ditemukan polisi terkait korban. Baik itu dari ponsel maupun buku catatan hariannya.
"Kami sudah buka (barang bawaan korban) bersama dengan keluarga, dengan pihak kampus juga tidak ada yang mencurigakan," jelas Reza.
Meski demikian, ia tidak menampik pihaknya menemukan satu buku catatan kecil berisi sajak berbahasa mandarin.
Buku tersebut berisi curahan hati dan perasaan sedih terhadap kehidupan.
"Itu hanya sajak-sajak mengenai kehidupan. Ya tentang kehidupan yang mengarah-mengarah ke arah situ (sedih, mengakhiri hidup)," kata Reza.