News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kebakaran Pabrik di Bekasi

Pesan Terakhir Korban Kebakaran Pabrik di Bekasi ke Istri: Kita Sampai Tua Jaga Anak hingga Sukses

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kebakaran hebat melanda pabrik PT Jati Perkasa Nusantara di Pondok Ungu, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (1/11/2024). Foto udara yang dibuat pada Sabtu pagi menunjukkan sebagian bangunan pabrik luluh lantak akibat kebakaran tersebut.

Pesan Terakhir Korban Kebakaran Pabrik di Bekasi ke Istri: Kita Sampai Tua Jaga Anak hingga Sukses

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Sabtu (2/11/2024) pagi, suara isak tangis perempuan terdengar memecah keheningan di salah satu gang di Jalan Merdeka II Raya, RT 02/001, Bintara, Bekasi Barat, Jawa Barat.

Seorang perempuan berbaju coklat tak kuasa menahan kesedihan, sambil duduk di sebuah anak tangga rumah bercat hijau-putih. 

Wajahnya terlihat sangat pucat. Sesekali ia memegang kepala sambil mengusap air matanya yang menetes di pipinya. 

Tatapannya sesekali kosong dan menunduk.

Suasana kesedihan dan tetesan air mata terlihat diraut wajahnya ketika ia mulai menceritakan sosok Rahmat Hidayatullah (42), sang suami tercinta.

Rahmat diyakini jadi satu dari sembilan orang korban meninggal dunia dalam kebakaran hebat lebih 24 jam di pabrik pakan ternak, PT Jati Perkasa Nusantara, di Medan Satria, Bekasi, Jawa Barat, pada Jumat (1/11/2024) kemarin

Rahmat sendiri merupakan operator forklift di pabrik tersebut.

Baca juga: Ternyata Sinta Korban Pembunuhan Tanpa Kepala di Muara Baru Punya Kembaran Bernama Santi

Sejak pukul 07.00 WIB, Sinawati terus dihampiri oleh tetangga, kerabat dan keluarga. Mereka datang untuk memberikan penguatan dan semangat untuk Sinawati.

Sesekali, Sinawati mendapat elusan pundak dan pelukan dari para tetangga dan kerabat yang menghampiri rumahnya. Suasan tangis harus pun seketika pecah.

Sambil mata yang berkaca-kaca, dia bercerita tentang sosok suaminya, Rahmat kepada para tetangga dan kerabat.

Dia juga meminta para tetangga, kerabat dan keluarga untuk memaafkan suaminya, jika ada salah perbuatan dan kata.

“Maafin abang (Rahmat) ya kalau ada salah,” kata Sinawati sambil menangis duka.

Hingga menjelang siang hari, tak henti-henti tetangga, keluarga dan kerabat mendatangi rumah Sinawati untuk memberikan kekuatan.

Di sela-sela, Sinawati berbagi kisah kepada Tribunnews.com perihal peristiwa kebakaran di tempat suaminya bekerja pada Jumat kemarin.

Baca juga: Jenazah Tak Bisa Dikenali, Pemeriksaan DNA Jadi Opsi Utama Identifikasi Korban Kebakaran di Bekasi

Mulanya, dia tidak mengetahui persis peristiwa kebakaran hebat tersebut.

Padahal, pukul 06.10 WIB pada Jumat pagi, ayah Sinawati sempat melihat ada kepulan asap hitam membumbung dari kawasan Pabrik di Medan Satria, Kota Bekasi dari lantai dua rumahnya. 

Sebab, lokasi rumah dengan kawasan Pabrik di Medan Satria, Kota Bekasi hanya berjarak kurang 10 menit berkendara sepeda motor.

“Saya tahu-tahu udah dihabis Jumat (Salat Jumat), baru tahu kalau tempat suami saya bekerja itu kebakaran. Dari teman saya, saya cek ke sana datang. Ya emang ambulance bolak-balik, posisi ya suami saya nggak ada di sana. Katanya udah dibawa semua ke rumah sakit (RS Polri Kramat Jati),” kata Sinawati kepada Tribunnews, Sabtu pagi.

Dia pun mendapati informasi bahwa para korban yang dibawa ke RS Polri dalam dalam kondisi jenazah.

Sinawati segera diminta sampel dan pengecekan DNA untuk mencocokkan jenazah yang menjadi korban dalam peristiwa kebakaran itu.

“Kemarin ke sana ke RS Polri, ya itu udah berbentuk jenazah, yang udah nggak selamat gitu,” ujarnya.

Sinawati mengungkapkan, dirinya tak memiliki firasat apapun akan ditinggal oleh sang suami. Sebab, sesaat sebelum berangkat bekerja pada Kamis (31/10/2024) malam, dia dan sang suami, Rahmat tidak ada pembicaraan.

Namun, tiba-tiba cerita Sinawati terhenti. Dia pun mengingat pembicaraan terakhirnya dengan sang suami, Rahmat pada Kamis siang. 

Suasana posko Ante Mortem dan Post Mortem penanganan korban kebakaran pabrik di Bekasi tampak lengang sejak pagi, di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu (2/11/2024). (Tribunnews.com/Danang Triatmojo)

Di momen itu, dia dan sang suami Rahmat berbincang saling menguatkan, dan berjanji untuk bersama-sama hingga hari tua di sebuah kaca lemari di dalam rumahnya.

Sinawati juga mengungkapkan, sang suami, Rahmat berkata untuk bersama-sama menjaga ketiga anak mereka tumbuh dewasa dan menjadi orang sukses. Disaat menceritakan itu, air mata dan tangis Sinawati pecah seketika.

“Dia (Rahmat) berangkat malam, nggak ada saya firasat apa-apa. Dia berangkat malam, cuma siangnya aja saya ngobrol sama dia sambil ngaca gitu. ‘Kita udah tua ya?’, ‘iya udah tua’. Terus dia bilang, ‘kita sama-sama jagain ya. Kita sampai tua jagain anak-anak, sampai anak-anak sukses’. Dia cuman ngomong gitu aja,” cerita Sinawati sambil menangis.

“Pas siang pulang kerja tuh ya, jam 11.00 WIB. Dia mengomong lagi ‘kita sama-sama kuat, kita sama-sama jalanin hidup ini ya’,” sambungnya.

Baca juga: Sopir Truk Ugal-ugalan di Tangerang Melawan saat Dikepung Massa, Kunci Ban jadi Senjata

Sebelum berangkat kerja pada Kamis malam, dia juga tak terlibat perbincangan dengan sang suami, Rahmat.

Saat itu, Rahmat hanya berpamitan kepadanya untuk berangkat kerja. 

Namun, ada hal yang berbeda saat malam sebelum Rahmat meninggalkan rumah. Anak perempuan mereka yang berusia 4 tahun secara spontan mengantar Rahmat sampai ke sepeda motor. Bahkan, sang anak membawakan helm untuk ayahnya berangkat kerja.

“Dia nggak ngomong apa-apa, berangkat kerja. Dia cuma pamit anak saya doang yang kecil. Ngikutin dia sampai di depan. ‘Ayah helmnya nih’ katanya, ‘oh iya dedek’. ‘Ayah hati-hati ya kerjanya, dedek tungguin’. Cuma yang kecil aja, yang punya firasat kali, udah ada perasaan kali,” ujarnya sambil meneteskan air mata.

“Saya nggak ada perasaan apa-apa. Soalnya dia juga nggak ngomong apa-apa,” lanjutnya.

Sinawati juga menceritakan jika anak perempuan mereka sempat menanyakan kabar ayahnya, Rahmat yang tidak kunjung pulang ke rumah pada Jumat malam.

Bahkan, sang anak sempat ingin tidur dengan ayahnya sambil berlinang air mata.

“Anak bontot, sangat disayang sama bapaknya. Semalam pun nangis, namanya anak perempuan, kan masih dekat dengan ayahnya. ‘Ayah belum pulang-pulang. Kenapa bunda nangis? Emang ayah sakit?’, ‘Tak apa-apa, udah bobo aja’,” cerita Sinawati.

“Dia (anak perempuannya) mau bobo sama ayah. Sambil nangis, sambil berlinang air mata itu dia,” sambung dia.

Baca juga: Firasat Buruk Santi Kembaran Korban Pembunuhan Wanita Tanpa Kepala di Muara Baru: Sakit Kepala Hebat

Memang, Sinawati tak menaruh rasa cemas ketika sang suami, Rahmat tak pulang tepat waktu yakni pukul 08.00 WIB pagi pada hari Jumat itu. Sebab, sebelumnya Rahmat menyampaikan akan kerja agak lama karena berencana ambil cuti di tanggal 7 November untuk berkumpul bersama keluarga.

“Sampai pagi pun saya nggak tahu, nggak ada perasaan apa-apa, cemas apa gitu, nggak ada. Emang posisi dia bilang, ayah besok mau ambil cuti ya. Mau cuti tanggal tujuh, jadi ayah siang pulangnya. Biasanya kan dia nongkrong dulu sama temen-temennya di warung. Saya cuma pikiran ke situ doang. Emang di WA udah nggak aktif jam 09.00, kok belum pulang saya WA. Belum aktif, eh nggak aktif gitu. Sampai siang nggak aktif juga,” katanya.

“Nah, pas denger kabar temen saya ngabarin. Ini PT-nya tempat Abang Rahmat kebakaran,” jelasnya.

Saat ini, Sinawati beserta keluarga besar pun masih menunggu hasil identivikasi dari Tim DVI Polri yang tengah melakukan pengecekan jenazah.

Dia sangat berharap, Tim DVI Polri segara mengumumkan para korban kebakaran tersebut.

“Kalau misalnya ciri-cirinya lebih kuat ya mungkin secepatnya bisa dikenalin. Kita mau gimana lagi, yaudah lah. Kita tungguin aja info dari rumah sakit,” harapnya.

Hanya Ada Satu Pintu Masuk Gedung

Sebuah pabrik di Jalan Pondok Ungu Kaliabang Pejuang Satria, kecamatan Medan Satria, kota Bekasi terbakar pada Jumat (1/11/2024). (Warta Kota/Rendy Rutama)

Sinawati juga sempat diceritakan sang suami, Rahmat, soal kondisi tempatnya bekerja di PT Jati Perkasa Nusantara di Medan Satria, Bekasi. Dimana, Rahmat bekerja pada malam hari hingga pagi hari.

Sedangkan, lokasi gedung perusahaan itu terbilang rapat. Sebab, cuman ada satu lorong untuk pintu keluar masuk.

Baca juga: Babak Baru Kasus Guru Supriyani, Kades Bongkar Akal-akalan Kapolsek soal Uang Damai Rp50 Juta

Dia juga sempat diceritakan Rahmat, bahwa sempat ada peristiwa kebakaran di tempat bekerjanya itu.

Namun, hal itu bisa diatasi dengan cepat karena melihat peristiwa kebakaran.

“Di dalam itu kan rapat. Dia cuma masuk ke lorong satu doang buat masuk ke dalam. Nah itu posisinya deket lorong pintu yang meledak. Mau lari ke mana dia?” ungkapnya.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini