Ateng juga bercerita bahwa dirinya sempat bertanya kepada salah seorang pekerja di
markas judi online itu tentang apa yang dikerjakan di dalam rumah.
Menurut penuturan Ateng, ketika ditanya perihal kegiatan pekerja di dalam rumah, pekerja itu hanya tersenyum dan tak enggan menjawab.
“Sering beli bakso di sini, pekerja di situ saya tanya kerja apa di rumah itu, dia cuma tersenyum aja dan enggak mau menjelaskan apapun,” ujarnya.
Memang, menurut pria yang sudah berjualan bakso sejak 1996 di wilayah itu, pemilik rumah maupun para pekerja di markas judi online itu terkenal tertutup dan tidak pernah
berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
“Tertutup semua, termasuk yang punya rumah. Nggak pernah ngobrol. Cuma kenal muka aja. Biasanya beli (bakso) dibungkus, terus dibawa ke rumah,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa sebelum peristiwa penggerebekan pada Jumat pagi, pihak
kepolisian serta aparat gabungan sudah mendatangi markas judi online itu pada Rabu
(6/11/2024) lalu.
“Ini bukan pertama kali digerebek, seingat saya hari Rabu lalu. Terakhir saya lihat ramai sampai ada Provos itu hari Rabu lalu, dari pagi sampai siang jam 14.00 wib, di rumah itu,” kata dia.(tribun network)