Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang anak di bawah umur berinisial MAS (14) tega menghabisi nyawa ayah sendiri berinisial APW (40).
Neneknya RM (60) juga tak luput dari pembunuhan sementara ibunya AP (40) berhasil lolos namun terluka parah.
Pembunuhan itu terjadi di salah satu perumahan di kawasan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) dini hari.
Kehidupan sehari-hari sang nenek
Seorang warga penghuni perumahan yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku mengenal nenek dari pelaku.
Sebab, katanya, mereka kerap terlibat aktivitas bersama di lingkungan perumahan tersebut, satu diantaranya kegiatan pengajian.
"Neneknya yang meninggal itu punya kantor jual beli tanah. Saya sama neneknya itu dekat, sama-sama sering pengajian," katanya saat ditemui di perumahan di Lebak Bulus, Minggu (1/12/2024).
Baca juga: Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Tetangga Dengar Suara Cekcok Dini Hari Sebelum Pembunuhan
Kata warga tersebut, nenek dari pelaku adalah warga asli Kediri, Jawa Timur.
Hal senada dikemukakan Damy (55) rekan korban RM.
Dia teramat kaget mendengar RM turut menjadi korban dalam peristiwa pembunuhan sadis yang dilakukan cucunya berinisial MA (14).
Damy mengatakan sudah saling mengenal sejak tahun 2008.
"Kebetulan saya dan ibu RM rekan kerja di salah satu perusahaan agen properti sebelum akhirnya membuka perusahaan properti masing-masing," katanya pada Sabtu (30/11/2024) seperti dikutip Kompas.id.
Menurut Damy, RM ialah sosok yang ramah dan baik kepada keluarganya.
"Setiap ada keluarganya yang sakit, Ibu RM tidak segan untuk membiayai," katanya.
Damy bercerita komunikasi terakhir dengan RM ketika ia berkoordinasi soal jual beli rumah.
"Bahkan, di status terakhirnya, RM sedang berdiri di depan sebuah rumah mewah yang kemungkinan adalah rumah yang sedang dipromosikannya," pungkas Damy.
Ayah Korban Seorang Dosen
Sedangkan ayah pelaku merupakan warga Bogor, Jawa Barat.
Warga itu menyampaikan ayah pelaku, APW, telah dimakamkan di Bogor.
APW merupakan lulusan satu diantara beberapa SMA negeri di Jakarta dan hingga saat ini berprofesi sebagai dosen di salah satu kampus di Jakarta.
"Bapaknya itu dosen. Iya (di kampus swasta) Bapaknya di SMAN 46 (Jakarta). Dia dimakamkan di Bogor karena asalnya dari Bogor," jelas warga.
Ibu Pelaku Pengurus Remaja Masjid
Selanjutnya, warga itu mengatakan ibu pelaku sehari-harinya bekerja.
Ia tak menjelaskan lebih lanjut di mana ibu pelaku bekerja.
Hal tersebut diketahuinya lantaran sang anak merupakan teman satu SMA dengan, AP, ibu pelaku.
"Ibunya pelaku kalau enggak salah pengurus remaja masjid di sini. Saya punya anak, anak saya teman ibunya pelaku, dulu (teman satu sekolah) di SMA," kata warga.
Menurut kesaksian sang anak, warga mengungkapkan pelaku merupakan anak yang tergolong pintar.
Bahkan, ia meyakini pihak keluarga tidak memberikan tekanan apapun kepada pelaku.
"Anaknya berprestasi itu. Anaknya termasuk orang yang pintar. Belajar apapun juara. Cuma belakangan ini dia SMA kelas 1 ini nilainya drop. Mungkin kalau tekanan enggak karena dia (ajaran agama) Islamnya kuat," ungakap warga.
Katanya Dengar Bisikan Gaib
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Gogo Galesung, menjelaskan bahwa pelaku melakukan tindakan kejam ini setelah mengaku mendengar bisikan gaib.
"Interogasi awalnya, dia merasa tidak bisa tidur dan ada hal-hal yang membisiki dia," ungkap Gogo.
Pelaku mengambil pisau dari dapur dan menikam ayah serta ibunya yang tidur di lantai atas.
"Ayahnya sedang tidur bersama ibunya. Dia turun mengambil pisau, lalu naik lagi dan melakukan penusukan," tambahnya.
Ayahnya tewas di lokasi sedangkan ibunya berhasil selamat meski terluka.
Nenek yang terbangun juga menjadi korban, ditikam saat mencoba keluar dari kamar.
"Diduga neneknya juga ditusuk saat keluar," jelas Gogo.
Tetangga Dengar Suara Cekcok Sebelum Pembunuhan
Suparno, seorang warga kompleks perumahan tempat kejadian, memberikan kesaksian soal pembunuhan tersebut.
Dia mengaku mendengar cekcok pada Sabtu (30/11/2024) dini hari sebelum peristiwa pembunuhan terjadi.
“Ribut-ributnya itu sekitarnya kurang lebihnya hampir jam 2 atau jam 1 lebih, tadi pagi. Itu karena di depan ada portal ada CCTV (kamera pengawas). Jadi pelaku ini mau kabur melompat dari pagar,” ujar Suparno ditemui di lokasi seperti dikutip dari video Kompas.TV.
Ia menegaskan sempat melihat pelaku kabur dari rumah menggunakan sepeda motor usai kejadian.
Menurut dia sebagai tetangga tidak tahu seperti apa kehidupan rumah tangga itu.
"Kalau melihatnya selama ini aman-aman saja. Kita kan tidak tahu hati orang lain seperti apa," ujarnya.
"Masalah pribadi orang kan kita tidak tahu," kata dia menambahkan.