News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bocah Bunuh Ayah dan Nenek di Jakarta

Bantahan-bantahan Polisi Perihal Alasan MAS Bunuh Ayah dan Nenek, Lalu Apa Motif Sebenarnya?

Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MAS (14) bocah yang tega bunuh ayah kandung dan nenek di Lebak Bulus. Muncul isu MAS membunuh ayah dan neneknya karena dipaksa belajar oleh kedua orangtuanya. Namun isu tersebut dibantah oleh polisi. Begitupun dengan isu MAS memiliki riwayat gangguan kejiwaan, hal itupun dipatahkan oleh polisi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bantahan demi bantahan disampaikan polisi terkait motif MAS (14), remaja yang membunuh ayahnya, APW (40) dan neneknya, RM (69) di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.

Muncul isu MAS membunuh ayah dan neneknya karena dipaksa belajar oleh kedua orangtuanya. Namun isu tersebut dibantah oleh polisi.

Baca juga: MAS Menyesal Bunuh Ayah dan Nenek, Berharap Bisa Segera Bertemu Ibu Kandungnya

Begitupun dengan isu MAS memiliki riwayat gangguan kejiwaan, hal itupun dipatahkan oleh polisi.

Baca juga: Gus Ipul Koordinasi dengan Polisi soal Wacana Penempatan MAS di Safe House Kemensos

Lalu apa motif sebenarnya MAS bunuh ayah dan neneknya?

Sejauh ini penyelidik masih mendalami motif MAS (14), remaja yang membunuh ayahnya, APW (40) dan neneknya, RM (69) serta melukai ibunya AP (40) di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.

Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi menegaskan MAS tidak memiliki riwayat gangguan kejiwaan.

“Tidak ada,” ucapnya.

Berdasarkan keterangan, MAS belum pernah dirawat atau berobat terkait kejiwaan.

“Belum pernah,” imbuh Nurma.

Terkait dipaksa belajar oleh kedua orangtuanya, pihak kepolisian pun menjawab isu yang berkembang ini.

"Ya kita bertanya karena banyak beredar dia dipaksa untuk belajar. Tetapi sejauh ini, setelah kita tanyakan, dia memang disuruh belajar, tapi dia itu sudah hal biasa bagi anak yang berkonflik dengan hukum ini. Jadi itu memang menjadi kebiasaan dari ibu bapaknya, dia disuruh belajar," kata Nurma.

Dalam kesehariannya, Nurma mengatakan memang MAS kerap diminta untuk belajar. 

Namun, tersangka mengaku tidak ada paksaan atau tekanan yang menbuat dia hingga melakukan aksi kejinya itu.

"Memang disuruh dari bapak dan ibunya. Tapi dia tidak merasa ditekan, karena dia bilang 'kalau saya belajar saya pintar'. Itu yang diungkapkan anak yang berkonflik dengan hukum," ungkapnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini