"Jadi kita juga enggak berani buka-buka sosmed, kita juga benar-benar masih ada rasa enggak percaya," jelasnya.
Kemudian, Angga menceritakan sosok MAS, yang merupakan keponakannya sekaligus pelaku.
Angga mengaku tidak mengetahui soal kebenaran dugaan yang beredar, bahwa pelaku merasa depresi akibat tekanan dari orang tuanya.
Ia menilai, sejak MAS lahir hingga saat ini, pelaku tidak terlihat memiliki indikasi gangguan kesehatan mental.
"Iya, terduga pelaku secara salat bagus, bacaan juga bagus, terus prestasi juga. Ibu korban (AP) pernah cerita (prestasi MAS) bagus juga. Saya enggak tahu kenapa bisa gini," ungkap Angga.
Keluarga korban sekaligus pelaku pembunuhan ini, menurutnya, memang merupakan keluarga yang agamis.
"Karena kan dari almarhum suami ibu RM itu kan juga agamanya kuat. Kalau kita juga ngumupul di sini, salat maghrib pasti ke masjid semua bareng. Secara agamis, keluarganya kuat banget sih," tuturnya.
Lebih lanjut, katanya, tidak ada kebiasaan aneh yang dilakukan pelaku, MAS. Bahkan, film yang ditontonnya pun tergolong normal seperti yang disaksikan remaja pada umumnya.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Gogo Galesung, menjelaskan bahwa pelaku melakukan tindakan kejam ini setelah mengaku mendengar bisikan gaib.
"Interogasi awalnya, dia merasa tidak bisa tidur dan ada hal-hal yang membisiki dia," ungkap Gogo.
Pelaku mengambil pisau dari dapur dan menikam ayah serta ibunya yang tidur di lantai atas.
"Ayahnya sedang tidur bersama ibunya. Dia turun mengambil pisau, lalu naik lagi dan melakukan penusukan," tambahnya.
Ayahnya tewas di lokasi, sedangkan ibunya berhasil selamat meski terluka.
Nenek yang terbangun juga menjadi korban, ditikam saat mencoba keluar dari kamar.
"Diduga neneknya juga ditusuk saat keluar," jelas Gogo.